KWARTIR CABANG TUBAN
PANGKALAN DR. R. KOESMA
Sekertariat : Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Jl. Brawijaya No 03 - Tuban

Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

a. Penyehatan Air
Secara umum Program Penyehatan Air bertujuan untuk meningkatkan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia untuk seluruh penduduk baik yang berada di pedesaan maupun di perkotaan dan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam memakai air. Secara khusus program penyehatan air bertujuan meningkatkan cakupan air bersih pada masyarakat dan meningkatkan kualitas air yang aman untuk konsumsi masyarakat.
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi : Surveilans kualitas air; Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih; Pemeriksaan kualitas air; Pembinaan kelompok pemakai air. Kegiatan dilaksanakan dengan strategi terpadu pengawasan, perbaikan dan pembinaan pemakai air.
Target Program Penyehatan Air yang ingin dicapai yaitu :
1. Cakupan air bersih perkotaan 100% dan pedesaan 85%.
2. Memenuhi syarat kimia dan bakteriologis 70%
Kegiatan surveylance kualitas air terdiri dari observasi SAB dan observasi pendduduk yang menggunakan SAB dan bukan SAB. Dari kegiatan tersebut di dapat cakupan SAB terendah ada di wilayah puskesmas Kota Dalam yaitu 25,4% dan tertinggi ada di wilayah puskesmas Bangun Rejo yaitu 92,3%, Rata- rata adalah 66%. Untuk data cakupan SAB seluruh puskesmas wilayah Kabupaten
Kegiatan pengawasan kualitas air secara umum bertujuan mengetahui gambaran keadaan sanitasi sarana dan kualitas air sebagai data dasar dan penyediaan informasi pengamanan kualitas air sehingga tersedia rekomendasi tindak lanjut dalam upaya perlindungan pencemaran dan perbaikan kualitas air.Pengawasan kualitas air dilakukan dengan upaya Inspeksi sanitasi sarana air bersih. Hasil dari Inspeksi SAB menunjukkan tingkat risiko pencemaran sebagai berikut :
Persentase hasil pemeriksaan kualitas air bersih tahun 2007 di Kabupaten Lampung Selatan sebagai berikut : yang memenuhi syarat sebesar 88,5% dan tidak memenuhi syarat 11,5%. Kualitas bakteriologis air bersih yang memenuhi syarat hanya 18,4% masih dibawah target kualitas bakteriologis sebesar 70%.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas air direkomendasikan untuk melakukan upaya perbaikan kualitas yang meliputi perbaikan pada parameter kekeruhan, besi, mangan, dan koliform.
b. Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Penyelenggaraan upaya penyehatan lingkungan permukiman, dilaksanakan dengan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup serasi dengan lingkungan dan dapat mewujudkan kualitas lingkungan permukiman yang bebas dari risiko yang membahayakan kesehatan pada berbagai substansi dan komponen lingkungan, yaitu meliputi jamban keluarga, saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan pengelolaan sampah.
Hasil Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan tahun 2007 menyatakan persentase sehat untuk rumah mencapai 62,8% ; Jamban 58,2% ; SPAL 49,8%.
Pada tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa keluarga yang menempati rumah sehat rerata tingkat Kabupaten sebesar 62,8%, keluarga memiliki jamban sehat rerata 58,2%, dan rumah yang memiliki SPAL sehat rerata 49,8%.
Pada lampiran kegiatan pengawasan perumahan. Persentase rumah sehat tertinggi terdapat di Puskesmas Banjar Agung sebesar 99 % dan terendah di Puskesmas Tanjung Bintang sebesar 25 %. Persentase jamban sehat tertinggi terdapat di Puskesmas Padang Cermin dan terendah di Puskesmas Bakauheni, untuk rerata kabupaten 58,2%. Persentase rumah yang memiliki SPAL baru 15,5%, yang memenuhi syarat 49,5%. SPAL sehat tertinggi terdapat di Puskesmas Talang Jawa dan terendah di Puskesmas Trimulyo.
c. Penyehatan Tempat -Tempat Umum (TTU)
Program Penyehatan Tempat-Tempat Umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan tenpat-tempat umum dan sarana kemasyarakatan lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga dapat melindungi masyarakat dari penularan penyakit, keracunan, kecelakaan, pencemaran lingkungan serta gangguan kesehatan lainnya.
Penyehatan Tempat-Tempat Umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan umum, salon kecantikan, bar dan tempat hiburan lainnya. Selain itu juga dilakukan upaya pembinanan institusi yang meliputi : Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan, dan perkantoran.
Target Program Penyehatan Tempat-Tempat Umum yaitu: memenuhi syarat kesehatan 80% dan Institusi terbina 60%
Sarana kesehatan di Lampung Selatan sejumlah 301 buah, terdiri dari rumah sakit, puskesmas, peskesmas pembantu, dan sara kesehatan lainnya. Sarana penddikan meliputi sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menegah umum sejumlah 1.456 telah dilakukan pembinaan sebanyak 798 (50%). Target belum tercapai secara maksimal dikarenakan banyaknya sarana pendidikan, sedangkan petugas sanitasi tidak pernah bertambah yang berakibat pada terlalu berat tugas sanitarian di wilayah puskesmas. sarana institusi perkantoran sebanyak 328 telah dilakukan pembinaan kesehatan lingkungan sebanyak 274 (75%), sarana institusi lainnya yaitu pondok pesantren. Sarana ini sejumlah 29 telah dibina sejumlah 23 (87%). Secara akumulasi sarana institusi sejumlah 2.126 yang telah dibina sejumlah 1.347 sebesar 59% target belum terlampaui.
d. Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan & minuman, kesiapsiagaan dan penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.
Target program TPM memenuhi syarat sehat sebesar 75 % dengan upaya kegiatan antara lain melaksanakan pengawasan higiene dan sanitasi TPM pada restoran, rumah makan, jasa boga, industri rumah tangga, dan depot air minum isi ulang.
Rumah makan di Lampung Selatan Tahun 2007 sejumlah 277 diawasi atau dperiksa kesehatan lingkungan meliputi higien dan sanitasi sejumlah 160 unit, dengan hasil rumah makan yang memenuhi sayart sehat dengan indikator skor 70% sejumlah123 atau sekitar 71%. Keterkaitan dengan target sebesar 72,5%.
e. Klinik Sanitasi
Secara umum klinik sanitasi bertujuan untuk meningkatmya derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, kuratif dan promotif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus di puskesmas.
Pelayanan klinik sanitasi dimaksudkan untuk mencegah, memulihkan dan memperbaiki lingkungan guna menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan meliputi malaria, DBD, campak, TB paru, ISPA, kecacingan, penyakit kulit/gatal-gatal, diare, keracunan makanan dan keluhan akibat lingkungan buruk/ akibat kerja. Klinik sanitasi perlu diwujudkan dan dikembangkan di puskesmas.
Target
1. Lingkungan sehat
a. KK penghuni rumah sehat 90%
b. Memiliki persadiaan air bersih 94%
c. Memiliki jamban sehat 86%
d. Angka bebas jentik nyamuk 90%
2. Perilaku sehat
a. Olah raga teratur 50%
b. Tidak merokok 90%
c. Perilaku hidup bersih dan sehat 50%
Share:

PPGD

PPGD Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Tujuan Materi
Peserta dapat mendemonstrasikan secara benar tentang prinsip penanganan gawat darurat.

PPGD
Seorang pemberi pertolongan pertama bertugas:
Mem beri pertolongan tanpa membahayakan diri sendiri .
Menenangkan korban dan melindunginya dari bahaya yang mungkin timbul
Membawa korban tempat sarana medis terdekat jika perlu.

Bantuan Hidup Dasar (BHD)
D= danger
Periksa bahaya
R=Response
Periksa kesadaran
A=Airways
Buka jalan napas
B=Breathing
Periksa Nafas
C=Circulation
Periksa Sirkulasi nafas

Survei Awal
Algoritme BHD
Panggil Bantuan
Ambil kotak P3K Pastikan Aman Periksa Kesadaran dengan menepuk / memanggil Cek Nafas Beri nafas buatan 2x tiup – periksa nadi RJP 30x – tiup 2x (lakukan berulang hingga ada respon) Jika ada respon segera miringkan korban agar lidah tidak menutup jalan nafas 1 2 3 4 5 8 6 7

Survei Kedua
Pengertian
Adalah suatu metode sistematik untuk mencari dan menemukan cidera lain atau kondisi lain yang memerlukan pertolongan segera
Tujuan
Untuk melindungi korban dari bahaya lebih lanjut.
Tindakan pada survei kedua
Tanya korban / saksi mata tentang Riwayat kejadian
S= signs & symptoms/ tanda dan gejala
A= allergic/ alergi
M= medication/ pengobatan
P= past history/ riwayat penyakit
L= last meal/ makan terakhir
E= event prior to injury/ penyebab cidera
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dari kepala sampai kaki
Share:

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

I. UMUM

P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika kita benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa membaca teori kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada korban
Sebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari, karena kondisi alam seringkali tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita harapkan. Sedangkan tenaga medis, sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-satunya pilihan adalah mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit atau dokter terdekat.

II. MAKSUD, KEGUNAAN DAN TUJUAN P3K
 Maksud P3K adalah untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan ditempat kejadian dengan cepat dan tepat sebelum tenaga medis datang atau sebelum korban dibawa kerumah sakit agar kejadian yang lebih buruk dapat dihindari.
 Kegunaan materi ini secara khusus adalah untuk membekali setiap anggota KMPA FISIP Unsoed agar dapat memberikan pertolongan pertama dilapangan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
 Tujuannya adalah mencegah maut dan mempertahankan hidup, mencegah penurunan kondisi badan atau cacat.

III. SIKAP, KEWAJIBAN DAN WILAYAH SEORANG PENOLONG
 Sikap penolong :
1. Tidak panic, bertindak cekatan, tenang tidak terpengaruh keluhan korban jangan menganggap enteng luka yang diderita korban.
2. Melihat pernapasan korban jika perlu berikan pernapasan buatan.
3. Hentikan pendarahan, terutama luka luar yang lebar.
4. Perhatikan tanda-tanda shock.
5. janganterburu-buru memindahkan korban, sebelum kita dapat menentukan jenis dan keparahan luka yang dialami korban.

 Kewajiban Penolong :
1. Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan
2. Perhatikan keadaan penderita
3. Merencanakan dalam hati cara-cara pertolongan yang akan dilakukan
4. Jika korban meninggal beritahu polisi atau bawa korban kerumah sakit
5.
 Wilayah Penolong:
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.

IV. TEKNIK DALAM P3K

A. Prioritas dalam P3K
►Urutan tindakan secara umum:
1. Cari keterangan penyebab kecelakaan
2. Amankan korban dari tempat berbahaya
3. perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan kesadaran.
4. segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5. apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.

Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil disusul tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah suatu kondisi dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat itu juga jiwanya tidak bisa terselamatkan.

B. Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta infeksi.

►Kegunaan pembalutan adalah:
1. menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
2. melakukan tekanan
3. mengurangi atau mencegah pembengkakan
4. membatasi pergerakan
5. mengikatkan bidai.

►Macam-macam pembalutan:
1. Pembalutan segitiga atau mitela
Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.



2. Pembalut Plester
Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi paha/ lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).
3. Pembalut Pita Gulung.
4. Pembalut Cepat.
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.

►Indikasi pembalutan:
Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.

►Bentuk dan anggota tubuh yang dibalut:
1. Bundar, pada kepala.
2. Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan bawah dan betis
3. Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan, lengan atas, jari tangan.
4. Tidak karuan bentuknya, pada persendian

C. Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah. Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah. Syarat pemasangan bidai:
1. Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
2. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
3. Bidai dibungkus agar empuk.
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan kelonggaran.

►Alat-alat bidai:
1. Papan, bamboo, dahan
2. Anggota badan sendiri
3. Karton, majalah, kain
4. Bantal, guling, selimut


D. Pernafasan buatan
Sering disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP) intinya adalah melakukan oksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan:
1. Tersedak,
2. Tenggelam
3. Sengatan Listrik,
4. Penderita tak sadar,
5. Menghirup gas dan atau kurang oksigen,
6. serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.

►Fase RJP:
A = Airway control (pengeuasaan jalan napas),
B = Breathing support (ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat)
C = Circulation (pengenalan ada tidaknya denyut nadi)
Untuk teknik RJP dapat dilihat pada lampiran gambar.

E. Evakuasi dan Transportasi
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan.
Cara pengangkutan korban:
1. Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual
Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan, dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang
2. Pengangkutan dengan alat (tandu)

Rangkaian pemindahan korban:
1. persiapan,
2. pengangkatan korban ke atas tandu,
3. pemberian selimut pada korban
4. Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.
Prinsip pengangkatan korban dengan tandu:
1. pengangkatan korban,
Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.
2. Sikap mengangkat.
Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.
3. Posisi siap angkat dan jalan.
Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali;
-menaik, bila tungkai tidak cedera,
-menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,
-mengangkut ke samping,
-memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
-kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.

TRANSPORTASI
Merupakan kegiatan pemindahan korban dari tempat darurat ke tempat yang fasilitas perawatannya lebih baik, seperti rumah sakit. Biasanya dilakukan bagi pasien/ korban cedera cukup parah sehingga harus dirujuk ke dokter.
Tata cara pemindahan korban:
a. Dasar melakukan pemindahan korban; aman, stabil, cepat, pengawasan korban, pelihara udara agar tetap segar.
b. Syarat pemindahan korban:
1. korban tentang keadaan umumnya cukup baik
2. tidak ada gangguan pernapasan
3. pendarahan sudah di atasi
4. luka sudah dibalut
5. patah tulang sudah dibidai
Sepanjang pelaksanaan pemindahan korban perlu dilakukan pemantauan dari korban tentang:
- Keadaan umum korban
- Sistem persyarafan (kesadaran)
- Sistem peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah)
- Sistem pernapasan
- Bagian yang mengalami cedera.
V. BEBERAPA KECELAKAAN DAN PERTOLONGANNYA
1.Pingsan
Yaitu korban tidak sadarkan diri tetapi nafasnya ada.
Macam-macam pingsan:
a. Pingsan karena sengatan matahari
Gejalanya: penghentian keringat yang tiba-tiba, korban lemah, sakit kepala, tidak dapat berjalan tegak, suhu tubuh 40-41ºC, pernapasan cepat dan tidak teratur.
Pertolongan: baringkan ditempat teduh dan banyak angin, komperes seluruh tubuh dengan air dingin, usahakan agar tidak mengigil dengan memijat kaki dan tangan, bila keadaan tidak membaik bawa kerumah sakit.
b. Pingsan karena kelelahan/ kelaparan
Gejalanya: Kedinginan dan berkeringat, lemah, pandangan berkunang-kunang, kesadaran menurun.
Pertolongan: baringkan ditempat datar, letakkan kepala lebih rendah dari kaki,buka baju bagian atas, dan kendurkan pakaian yang menekan. Bila muntah miringkan kepala, beri bau-bauan yang merangsang, setelah sadar beri minuman air gula.

2. Shock
Yaitu: peredaran darah terganggu karena kekurangan cairan sehingga mengakibatkan terganggunya alat tubuh.
Gejalanya: kesadaran menurun, denyut nadi cepat >140/menit dan semakin lama melambat bahkan hilang, penderita mual, kbadan dingin, lembab&pucat,napas tidak teratur, pandangan kosong,tidak bercahaya, pupil melebar.
Pertolongan: Baringkan kepala lebih rendah dari kaki kecuali gegar otak, tarik lidah penderita keluar, bersihkan hidung dan mulut dari sumbatan, selimuti, hentikan pendarahan bila ada patah tulang pasang bidai, bawa keRS
3. Keseleo
Keadaan dimana persendian keluar dari sendinya, lalu kembali lagi.
Pertolongannya:
-Istirahatkan korban dengan letak keseleo ditnggikan
-Boleh dikomperes air hangat dan urut hati-hati
-Bila lutut dipasang kness dekker, lakukan pembalutan agar keras pada bagian lain
-Bawa ke RS untuk memastikan apakah ada retak atau patah tulang
4. Patah tulang
Menurut kontaminasinya:
a. patah tulang tertutup: ujung tulang tak berada di luar
tanda-tanda: gerakan tak normal, tambahan adanya bengkak, sakit bila digerak.
Pertolongan: usahakan tulang yang patah tidak bergerak dengan memasang bidai dan bawa keRS.
b. Patah tulang terbuka: ujung tulang berada di luar.
Tanda-tanda: tulang mencuat keluar, menjadi kotor, pendarahan sulit dihentikan.
Pertolongan: mencuci luka dengan air bersih, tulang yang keluar dimasukan, tutup dengan kassa steril, gunakan anti septic, pasang perban elastic dan setelah selesai pasang bidai dan langsung transportasi.
Jenis patah tulang terbuka:
3.1. patah tulang belakang,
Sulit ditentukan bila keliru akan fatal
Pertolongan: bila korban jatuh atau jatuh terduduk yang keras dan mengeluh sakit di punggung dan nyeri jika ditekan maka korban tidak boleh duduk, punggung harus tetap datar dan di transportasi dalam keadaan telentang dan di bidai.
3.2. Patah tulang panggul.
Sulit menentukannya
Pertolongan: bila korban jatuh terduduk atau miring dan mengeluh nyeri dan sakit untuk duduk, maka langsung saja di transportasi dalam keadaan berbaring.
3.3. Patah tulang rusuk.
Tanda-tanda: ada trauma, untuk bernapas dalam sakit, nyeri tekan napas tertahan.
Pertolongan: hati-hati jangan sampai mengangkat dengan menekan daerah dada karena bisa jadi patahan tulang rusuk menembus paru-paru ynag akan berakibat fatal. Dapat dibantu dengan pemasangan plester lebar dari punggung, memutar ke dada, secara perlahan langsung transportasi ke RS, korban dalam keadaan duduk atau berbaring asal bagian yang patah tidak tertekan.
3.4. Patah tulang kecil-kecil.
Pertolongan: untuk meta karpal dan jari-jari tangan, korban menggenggam bola karsa kemudian dibalut dengan elastic perban. Tetapi untuk metatarsalia dan jari-jari kaki cukup langsung dipasang perban elastic.
5. Penyakit Penggunungan (Mountain Sickness)
Terjadi pada ketinggian 2000 mdpl reaksinya tergantung pada daya tahan tubuh orang yang bersangkutan:
a. Penyakit kegunungan yang akut.
Gejala: penderita measa pusing, sakit kepala, lelah, mengantuk, kedinginan, mual, dan muntah-muntah, pucat, sesak, gelisah, susah konsentrasi, susah tidur. Hal ini karena oksigen daam tubuh berkurang.
Pertolongan: Istirahatkan selama 24 s.d. 48 jam, bila tidak ada perubahan turunkan ke tempat yang lebih rendah.
b. Penyakit pegunungan akut disertai kelainan paru-paru.
Terjadi pada ketinggian diatas 3000 mdpl, Gejala: munculnya 36 jam setelah tiba di tempat tersebut.
Tanda-tanda: batuk kering, bahkan batuk berdarah, seesak napas, dada terasa teretekan denyut nadi makin cepat, penderita pucat, membiru kemudian pingsan.
Pertolongan: baringkan dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya, berikan pernapasan buatan bila perlu, turunkan penderita ke tempat yang lebih rendah, bawa ke RS.
6. Luka bakar.
Luka disebabkan karena api, benda-benda panas, air panas, liran listrik, dan bahan kimia.
Derajat Luka Bakar:
Derajat I: hanya mengenai permukaan (epidermis), berupa warna kemerahan pada kulit, ada rasa nyeri, biasanya sembuh spontan dalam waktu 7-10 hari.
Derajat II: mengenai lapisan dermis, terjadi gelembung berisi cairan, terasa nyeri, dengan peralatan baik sembuh dalam waktu 10-14 hari.
Derajat IIB: mengenai dermis bagian dalam, gelembung-gelembung biasanya pecah, warna pucat, rasa nyeri, embuh lma dan menimbulkan bekas.
Derajat III: seluruh lapisan kulit rusak, sembuh lama dan menimbulkan cacat yang hebat.
Luka bakar harus melihat pada derajat kedalaman, permukaan, dan luas luka bakar tersebut. Bahaya luka bakar luas adalah kondisi dehidrasi yang mengancam jiwa penderita.
Pertolongan: Pertama, kita harus membebaskan tubuh penderita dari bahan penyebab. Daerah yang terbakar cukup cukup di rendam/ di siram dengan air dingin (jangan air es) karena akan menambah sakit. Luka bakar yang luas perlu segera mendapatkan tambahan cairan untuk mencegah dehidrasi, jika wilayah terbakar > 10% penderita harus dirawat di RS.
7. Tenggelam.
Pertolongan beri pernapasan buatan, raba denyut nadi leher, bila tidak teraba lakukan pijatan jantung dengan cara menekan atau memukul dada korban denga telapak tangan, melakukan sampai korban sadar, kosongkan air dalam perut dengan memiringkan kepala korban sedikit lebih rendah dari perut, kemudian letakan ke atas belakang hingga air keluar dari mulut.
8. Benda Asing yang Masuk Kedalam Tubuh
a. Benda asing dihidung, misalnya pacet.
Caranya:
- Letakkan segelas air dingin didepan rongga agar pacet keluar atau meneteskan air tembakau kehidung
- Setelah pacet melepaskan gigitannya, tarik dengan pinset
b. Benda asing ditelinga, misalnya serangga.
Caranya:
- teteskan beberapa tetes minyak tanah
-Beri air hangat
9. Gigitan Binatang
Binatang jika mengigit akan menimbulkan 3 masalah yaitu:
a. Perlukaan cara mengatasi:
- mencuci luka sampai bersih dengan air (steril).
- Menghilangkan adanya benda asing
- membuang jaringan yang mati
- memberikan anti septic
- menjahit luka.
b. Infeksi cara mengatasi berikan anti serum.
c. Keracunan,cara mengatasi:
- tenangkan penderita agar tidak cepat menjalar,
- baringkan penderita dengan posisi yang lebih rendah dari jantung
- memberikan ikatan yang kuat di atas dan bawah tempat yang digigit
- cuci sampai bersih
- istirahatkan tempat yang digigit
- menghindari manipulasi (pijit-pijit)
- kirim ke RS
Contohnya:
a. Digigit ular
racun ini bersifat merusak sel setelah 4 jam, racun akan menjalar keseluruh tubuh.
Pertolongannya :
• Pada Perlukaan
- Memberikan tekanan pada sumber pendarahan
- Mencuci luka sampai bersih dengan air steril
- Menghilangkan benda asing pada luka
- Membuang jaringan yang sudah mati
- Memberikan antiseptic
- Menjahit luka
- Menutup luka dengan kasa steril
• Bahaya infeksi
- Sama dengan perlukaan
- Berikan suntikan ATS
• Pada keracunan
- Baringkan penderita dengan posisi lebih rendah dari jantung
- Usahakan penderita tetap tenang, agar tidak cepat menjalar
- Memberi ikatan yang kuat atas dan bawah dari tempat yang digigit dengan 10cm, kendorkan setiap ¼ jam sekali selama ½ menit
- Mengistirahatkan bagian yang digigit
- Hindari manipulasi dengan pijit-pijit
- Bawa kerumah sakit
b. Digigit pacet
Ludah lintah atau pacet mengandung zat anti pembekuan darah, sehingga darah mengalir terus-menerus melalui beku luka yang menyebabkan gatal-gatal dan terjadi pembengkakan.
Pertolongannya:
Lepaskan pacet dengan membawa/meneteskan air tembakau ketubuh lintah, kemudian gosok bekas gigitan dengan salep anti gatal.
c. Digigit serangga
Dapat menimbulkan pembengkakan, merah dan rasa sakit
Pertolongannya:
- Sengatan serangga diambil
- Bekas gigitan digosok dengan salep anti gatal (reason)
-beri obat penahan sakit (aspirin,antalgin,dsb)
10.Keracunan makanan.
Pertolongan:
- usahakan penderita muntah dengan memekan langit-langit tenggorokan dengan jari melalui mulut.
- Setelah muntah beri norit / arang ditumbuk halus
- Bila perlu diberikan napas buatan.

V1. PENGENALAN OBAT-OBATAN


OBAT LUAR

1. Rivanol
2. Plester
3. Betadine
4. Minyak kayu putih
5. Alkohol
6. Tetes mata
7. Bioplasenton
8. Counterpain
9. Kapas
10. Pembalut
11. Oxycan

OBAT DALAM

1. CTM
2. Paracetamol/Antalgin
3. Norit & Susu
4. Promag
5. Napacin
6. Enterostop
7. Feminax
Share:

Teknik dan cara evakuasi

Evakuasi adalah upaya pemindahan korban dari lokasi kejadian yang berbahaya ke tempat yang memadai untuk diberi pertolongan atau untuk ditindaklanjuti dengan kondisinya guna Melangsungan hidupnya. Dalam melakukan evakuasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu situasi dan kondisi dalam evakuasi, kondisi korban dan kondisi penolong sendiri. Hal Utama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan evakuasi yaitu kontrol keadaan korban secara medis, tapi tetap disesuaikan dengan kondisi trauma korban. Ketiga keadaan tersebut pada akhirnya mengharuskan kita untuk memilih maneuver evakuasi yang khas, seperlunya, dengan tidak membuang waktu
1. Aturan umum tentang evakuasi :
• Perhatikan kondisi korban, apakah mengalami cedera atau trauma yang membutuhkan kehati-hatian dalam pengevakuasian.
• Bila mungkin, terangkan kepada korban apa yang akan dilakukan, agar dapat bekerjasama.
• Jangan pindahkan korban sendiri kalau bantuan belum tersedia.
• Jika beberapa orang melakukan evakuasi, 1 orang memberikan komando
• Angkat dan bawa korban dengan benar agar tidak mengalami cedera otot/sendi
• Jangan abaikan keselamatan penolong sendiri.

2. Aturan dalam mengangkat dan menurunkan korban :
• Tempatkan posisi kaki senyaman mungkin, salah satu kaki ke depan guna menjaga keseimbangan
• Tegakkan badan dan tekukkan lutut
• Pegang korban / balut dengan seluruh jari tangan
• Usahakan berat korban yang diangkat dekat dengan penolong
• Jika kehilangan keseimbangan / pegangan, letakkan korban, atur posisi kembali, lalu mulai kembali mengangkat.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan bila membawa korban dengan tandu :
• Tandu diperiksa dari kerusakan, dicoba apa mampu menahan berat korban
• Korban tidak sadar yang dibawa ke tempat jauh, sebaiknya selalu diikat
• Penolong yang paling berpengalaman, memberi komando untuk tiap gerakan
• Kaki korban selalu di depan, kecuali pada keadaan :
 Korban cedera tungkai berat menuruni tangga / turun di tempat yang miring
 Korban hipotermia, menuruni tangga/turun di tempat yang miring
 Korban dengan stroke/kompresi otak tidak boleh di angkat dengan kepala lebih rendah dari kaki
4. Cara mengusung korban :
Satu orang penolong :
 Mengusung untuk jarak dekat
Cara menarik penderita untuk jarak pendek Cara ini hanya dilakukan apabila sudah pasti tidak ada tanda-tanda patah tulang leher, tulangBelakang, tulang tengkorak, dan gegar
otak.
 Tongkat manusia
1. Anda berdiri di samping korban pada sisi yang cedera atau lemah. Lengannya dilingkarkan di bahu anda dan peganglah tangan atau pergelangan tangannya.
2. Lengan anda yang satu lagi melingkar di pinggang korban, dan pegang baju atau pinggangnya.
3. Langkahkan kaki yang sebelah dalam dan berjalan disesuaikan dengan kecepatan korban. Tongkat atau dahan kayu dapat menjadi penompang tambahan. Korban harus ditenangkan.

 Mengusung korban yang sadar tetapi tidak dapat berjalan sendiri
Cara mengusung korban yang tidak mampu berjalan sendiri dan lemas. Meskipun sadar, Korban hanya mampu menggantungkan tangannya secara pasif ke leher penolong.
 Cara mengendong
1. Anda jongkok di samping korban, selipkan lengan di sekitar tubuhnya, di atas pergelangan tangan.
2. Selipkan lengan yang satunya di bawah paha korban. Badannya dipeluk kearah anda dan angkat.
 Cara ditarik
1. Letakkan tangan korban menyilang pada dadanya. Anda jongkok di belakang korban, pegang melalui ketiak, dan angkat.
2. Jika korban bisa duduk, silangkan lengannya pada dada. Pegang pergelangan tangan melalui ketiak dan angkat.
3. Jika korban memaai jaket, lepaskan kancingnya, dan tarik jaket ke bawah kepalanya. Pegang jaket melalui bahunya dan angkat.
 Mengusung melalui lorong sempit
Mengusung korban yang pingsan melalui
lintsan yang sempit ( misalnya terowongan atau di lorong kapal). Tangan korban
diikat dan digantungkan pada leher penolong.
 Mengangkat penderita yang tidak sadar dengan cara katak
Korban ditidurkan diatas punggung penolong, kemudian penolong berjalan merangkak
 Mengusung dengan selimut pada korban pingsan
Mengusung korban yang pingsan dengan selimut yaitu korban yang seharusnya diusung dengan usungan.
Dua orang penolong :
 Mengusung korban dengan menggunakan tangan sebagai tandu, dikerjakan oleh dua orang
 Kursi dua tangan
1. Jingkokkan kedua sisi korban, silangkan lengan dipunggung korban dan pegang ikat pinggangnya.
2. Kedua lengan yang lain diselipkan bawah lutut korban, dan penolong saling memegang pergelangan tangan. Lengan yang saling memegang dibawa ke pertengahan paha korban.
3. Bergeraklah mendekati korban, punggung tetap lurus, bangkit pelan-pelan dan jalan bersama-sama.
 Mengangkat depan belakang
1. Korban didudukan dan tangannya disilangkan pada dada
2. Jongkok di belakang korban, selipkan lengan melalui ketiak korban dan pegang pergelangan tangannya kuat-kuat
3. Penolong jongkok di samping korban dan lengannya di selipkan di bawah paha korban
4. Bekerja secara serentak, bangkit pelan-pelan dan berjalan.
Catatan : jangan melakukan cara ini pada cedera lengan atau bahu
 Kursi pengangkut
Mengusung korban dengan menggunakan kursi sebagai tandu.
 Kursi
sebagaitandu pada lorong yang sempit.
Tiga orang penolong :
 Cara meletakan tangan untuk mengusung korban yang seharusnya diusung dengan usungan

5. Cara mengangkat tandu :
Langkah-langkah dalam mengangkat tandu :
o Seorang pengangkat berdiri di keempat ujung tandu. Jika ada tiga orang, dua berdiri dekat
kepala dan satu pada kaki
o Seorang pengangkat berdiri di keempat ujung tandu. Jika ada tiga orang, dua berdiri dekat kepala dan satu pada kaki. Semua pengangkat jongkok dan memegang mengikuti aba-aba, bangkit serentak dan berdiri memegang tandu secara rata
o Aba-aba berikutnya semua pengangkat melangkahkan kaki sebelah dalam dengan langkah pendek
o Untuk menurunkan korban, para pengangkat berhenti kalau ada aba-aba. Pada aba-aba berikutnya semua jongkok dan meletakkan tandu hati-hati.
Cara mengangkat tandu yang baik :
Mengangkat dan menurunkan tidak boleh salah, baik korban maupun anda sendiri. Anda harus selalu menggunakan otot seperti paha, pinggul dan bahu dengan mengikuti peraturan berikut :
o Tempatkan posisi kaki anda senyaman mungkin
o Salah satu kaki agak ke depan
o Posisi seperti ini berguna untuk menjaga keseimbangan.
o Tegakkan badan dan lekukkan lutut anda
o Usahakan berat korban yang anda angkat dekat dengan anda.
o Bila anda mulai kehilangan keseimbangan, rendahkan korban aturlah posisi atau pegangannya kembali jika perlu, lalu mulailah mengangkatnya.
Tandu Buatan Sendiri
Meskipun dalam keadaan darurat kita bisa membuat tandu, tetapi sebaiknya ditunggu sampai bantuan dan peralatan khusus datang. Jika anda harus memindahkan korban ke tempat terlindung, tandu dapat dibuat dari permukaan yang keras seperti pintu, tongkat, atau papan iklan. Dapat juga dengan menyisipkan tiang melalui lengan jaket atau anorak. Kekuatan tandu harus selalu dicoba dulu sebelum digunakan.
Selimut Pengangkat
1. Selimut digulung menurut panjangnya sampai setengah dari lebarnya dan letakkan di samping korban. Korban digulingkan pada sisinya dan selimut digulung di bawah punggungnya.
2. Korban digulungkan kea rah selimut dan samping. Gulungan selimut dibuka hingga korban tepat berbaring diatasnya.
3. Selimut yang telah terbuka digulung kearah korban dengan erat dan gulungan ini sebagai pegangan bagi pengangkat.
4. Dua pengangkat jongkok di kedua sisi korban pada tubuh dan kakinya. Gulungan dipegang dengan kuat.
5. Keempat pengangkat mengangkat korban serentak dengan cara mencondongkan badan ke belakang lalu meluruskan lutut.
Menggunakan Satu Selimut:
1. Selimut terbuka diletakan diagonal diatas tandu, sehingga ujung-ujungnya mengantung di pinggir, atas, dan bawah tandu.
2. Korban diletakkan ditengah tandu. Terangkan apa yang akan anda lakukan. Ujung yang menggulung ditutup pada kakinya dan diselipkan dibawah pergelangan kaki.
3. Ujung yang di samping di pasang menyelimuti korban kemudian diselipkan dibawah badannya
4. Lipat sisi lainnya dan selipkan ke dalam. Tenangkan korban dan terangkan apa yang akan anda lakukan.
5. Selipkan bagian atas selimut ke kepala dan leher korban, hingga tertutup. Sementara wajah dibiarkan terbuka
Share:

Angkatan 5


No
Nama
Asal Sekolah
1.
Adi Wendra
SMA Negeri 1 Rengel
2.
Wendik Nur Prianto
SMA Negeri 1 Rengel
3.
Anindya Dwi Susanti
SMA Negeri 1 Rengel
4.
Bambang
MA Negeri  Rengel
5.
Rina Selviana Velinda
SMA Negeri 1 Tuban
6.
Emilia
SMA Negeri 1 Rengel
7.
Ida Herlina
SMA Negeri 1 Rengel
8.
Enik 
SMA Negeri 1 Rengel
9.
Selviana Ayu Suparmi
SMA Negeri 1 Rengel
10.
Linda
MA Negeri Rengel
11.
Zeni Dian Arista
SMA Negeri 1 Rengel
12.
Muntaqo
MA Negeri Rengel
13.


14.


15.


16.


17.


18.


19.


20.


21.


22.


23.


24.


25.


26.


27.


28.


29.


30.


31.


32.


33.


34.


35.


36.


37.


38.


39.


40.


41.


42.


43.


44.


45.



NB: Nama yang belum tertera sebagai Angkatan 5 silahkan hubungi Amdin atau bisa lewat Group Facebook SBH TUBAN
Share:

Postingan Populer

Label

Total Tayangan Halaman

Pengikut