KWARTIR CABANG TUBAN
PANGKALAN DR. R. KOESMA
Sekertariat : Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Jl. Brawijaya No 03 - Tuban

SKK Pengawasan Kualitas Air


STANDAR BAKU AIR MINUM
Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor : 01 / birhukmas / I / 1975 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. Standar baku air minum tersebut disesuaikan dengan standar internasional yang ditetapkan WHO. Standarisasi kualitas ait tersebut bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat, terutama dalam pengolahan air atau kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum.
Dengan adanya standarisasi tersebut dapat dinilai kelayakan pendistribusian sumber air untuk keperluan rumah tangga.
A. Persyaratan Air Minum
Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi persyaratan secara fisik, kimia, dan mikrobiologis.
Persyaratan fisik
Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan berikut :
a. jernih atau tidak keruh
b. tidak berwarna
c. rasanya tawar
d. tidak berbau
e. temperaturnya normal
f. tidak mengandung zat padatan
Persyaratan kimia





Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut :
a. pH normal
b. tidak mengadung bahan kimia beracun
c. tidak mengandung garam atau ion-ion logam
d. kesadahan rendah
e. tidak mengandung bahan organik
Persyaratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologos yang harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut :
a. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan coli, salmonellatyphi, vibrio chlotera, dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (transmitted by water).
b. Tidak mengandung bakteri nonpatogen, seperti actinomycetes, phytoplankton coliform, cladocera, dan lain-lain.
B. Penilaian Kualitas Air
Sifat fisik air dapat dianalisis secara visual dengan pancaindra. Misalnya keruh atau berwarna dapat langsung dilihat, bau dapat dicium aromanya dan rasa dapat dirasakan dengan lidah. Penilaian tersebut tentu bersifat kualitataif, misalnya bila tercium bau yang berbeda maka rasa airpun berbeda. Atau bila warna berwarna merah maka bau yang dicium sudah dapat tertebak juga. Cara ini dapat digunakan untuk menganalisis ai secara sederhana karena sifat-sifat air saling berkaitan.
Analisis kualitas air dapat dilakukan di laboratorium maupun secara sederhana. Pemeriksaan sederhana mempunyai keuntungan karena murah dan mudah sehingga setiap orang dapat melakukannya tanpa memerlukan bahan-bahan yang mahal.
Di laboratoirium, kualitas air diperiksa sifat, fisik, dan kimia. Secara fisik diperiksa derajat kekeruhan, daya hantar listrik, derajat warna dan derajat bau. Indikator kimia meliputi pH, kesadahan, dan kandungan bahan-bahan yang terlarut,
1. Analisis sifat fisik air dengan sederhana.
2. Analisis kualitas air secara kimia.
3. Analisis kualitas air secara biologis.
Penilaian kualitas air harus memperhatikan sumber air dan lingkungan daerah yang dilalui, serta situasi sanitasi lingkungan daerah aliran sungai (DAS)..
Syarat air minum seharusnya tidak mengandung bahan radioaktif. Karena kandungan tersebut dalam air dapat dianalisis efeknya terhadap sinar alfa dan beta. Ambang yang diperbolehkan adalah 10-9 microcurie / cm3 / det untuk sinar alfa dan 10-8 microcurie / cm3 / det.
Pengolahan Air Minum
A. Pengertian dan Prinsip Pengolahan Air
Pengolahan air minum merupakan upaya untuk mendapatkan air yang bersih dan sehat sesuai standar mutu air untuk kesehatan.
Proses pengolahan air minum merupakan proses perubahan sifat, fisik, kimia, dan biologi air baku agar memenuhi syarat agar digunakan sebagai air minum. Tujuan dan kegiatan pengolahan air minum antara lain :
a. menurunkan kekeruhan
b. mengurangi bau, rasa, dan warna
c. menurunkan dan mematikan mikroorganisme
d. melindungi kadar-kadar bahan yang terlarut dalam air
e. menurunkan kesadahan
f. memperbaiki derajat keasaman (pH)
Dengan perkembangan penduduk yang cepat dan teknologi di perkotaan, pengolahan air khusus dilakukan oleh perusahaan air minum (PAM). Selain mengolah air, PAM juga mendistribusikannya ke rumah-rumah penduduk. Jika terdapat air yang kualitasnya kurang baik perlu dilakukan pengolahan dengan teknik sederhana dan tepat guna sesuai bahan yang ada di lokasi.
Pengolahan air secara biologi untuk mematikan potagen dapat berlangsung bersama-sama dengan reaksi kimia dan fisika atau secara khusus dengan pemberian desinfektan. Cara yang paling sederhana untuk mematikan mikroorganisme yaitu dengan pemanasan sampai 100o C.

B. Prinsip Dasar Pengolahan Air Minum Di Pedesaan.
a. Bersifat tepat guna dan sesuai dengan kondisi, lingkungan fisik maupun sosial budaya masyarakat setempat.
b. Pengoperasiannya mudah dan sederhana.
c. Bahan-bahan yang digunakan berharga murah.
d. Bahan yang digunakan tersedia di lokasi dan mudah diperoleh.
e. Efektif, memiliki daya pembersih yang besar untuk memurnikan air.
C. Pengolahan Air Secara Fisika
Pengolahan air secara fisika yang mudah dilakukan di pedesaan adalah penyaringan (filtrasi), pengendapan (sedimentasi), dan absorpsi.
1. penyaringan (filtrasi)
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan / koloid dengan cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses awal (primary treatment) atau penyaringan atau proses sebelumya, misalnya penyaringan dan hasil koagulasi.
2. sedimentasi (pengendapan)
Sedimentasi merupakan proses bahan padat dari air olahan. Proses sedimentasi dapat terjadi bila air limbah mempunyai berat jenis lebih besar daripada air sehingga mudah tenggelam.
Proses pengendapan ada yang bisa terjadi langsung, tetapi ada pula yang memerlukan proses pendahuluan seperti koagulasi / reaksi kimia. Prinsip sedimentasi adalah pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya garavitasi sehingga bagian yang padat berada di dasar kolam pengendapan sedangakan air murni di atas.
3. absorpsi dan adsorpsi
Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan-bahan tertentu. Dengan penyerapan air tersebut air menjadi jernih karena zat-zat didalamnya diikat oleh absorben.
Absorpsi umumnya menggunakan bahan absorben dari karbon aktif. Pemakaiannya dengan cara membubuhkan karbon aktif bubuk ke dalam air olahan atau dengan cara menyalurkan air melalui saringan yang medianya terbuat dari karbon aktif kasar.
Adsorpsi merupakan penangkapana atau pengikatan ion-ion bebas di dalam air oleh adsorben. Adsorben yang umum digunakan adalah karbon aktif karena absorpsi oleh karbon aktif untuk mengolah air olahan yang mengadung venol dan bahan yang memiliki berat molekul tinggi.
Aplikasi absorpsi yaitu dengan cara mencampurkan absorben dengan serbuk karbon aktif atau dengan cara menjadikan karbon aktif sengai media filtrasi (filtration bed).
4. elektrodialisis
Elektridialisis merupakan proses pemisahan ion-ion yang larut di dalam air limbah dengan memberikan 2 kutub listrik yang berlawanan dari arus searah (direct current, DC). Ion positif akan bergerak ke kutub negatif (katoda) sedangkan ion negatif akan bergerak ke kutub positif (anoda).
Pada kutub positif (anoda), ion negatif akan melepaskan elektronnya sehingga menjadi molekul yang berbentuk gas ataupun padat dan tidak larut di dalam air. Hal ini memungkinkan terjadinya pengendapan.
D. Pengolahan Air Secara Kimia
1. koagulasi
Koagulasi merupakan proses pengumpulan melalui reaksi kimia. Reaksi ini dapat berjalan dengan membubuhkan zat pereaksi (koagulan) sesuai dengan zat yang terlarut. Kolagulan yang banyak digunakan adalah kapur, tawas, atau kaporit. Pertimbangannya karena garam-garam Ca, Fe, dan Al bersifat tidak larut dalam air sehingga mampu mengendap bila bertemu dengan sisa-sisa baja.
2. aerasi
Merupakan suatu sistem oksigenasi melalui penangkapan O2 dari udara pada air olahan yang akan diproses. Pemasukan oksigen ini bertujuan agar O2 di udara dapat bereaksi dengan kation yang ada di dalam air olahan. Reaksi kation dan oksigen menghasilkan oksidasi logam yang sukar larut dalam air sehingga dapat mengendap. Proses aerasi harus diikuti oleh proses filtrasi / pengendapan.
E. Pengolahan Air Secara Mikrobiologi
Upaya memperbaiki mikrobiologi air minum yang paling konvensional adalah dengan cara mematikan mikroorganismenya. Proses ini bisa dilakukan sekaligus dengan proses koagulasi ataupun melalui praktek sederhana dengan cara mendidihkan air hingga mencapai suhu 100o C.
PENGOLAHAN AIR UNTUK AIR MINUM
A. pengolahan air gambut
Karakteristik air gambut.
Air gambut merupakan air permukaan dari tanah bergambut dengan ciri mencolok karena warnanya merah kecoklatan, mengandung zat organik tinggi, rasanya asam, ph 2-5, dan tingkat kesadahannya rendah.
Kebutuhan air penduduk di daerah gambut tergantung pada air gambut yang memiliki kualitas kurang baik, karena cukup banyak penduduk yang tergantung pada air gambut maka pemerintah sangat memperhatikan pengolahan air gambut. Untuk itulah puslitbang pemukiman dpu mengadakan penelitian pengolahan air gambut sejak tahun 1982. Hal ini dilakukan dalam rangka penyediaan air bersih untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
B. pengolahan air sungai dengan cadas
Batu cadas merupakan batuan yang lunak, berwarna coklat dan mengandung batu apung yang bersifat porus. Karena sifat porusnya, batu cadas dapat dimanfaatkan untuk menyaring air di pedesaan.
C. pengolahan air kotor dengan saringan pasir (aerasi dan filtrasi)
Aerasi dan filtrasi dapat mengatasi kekeruhan serta dapat menurunkan kandungan kation yang larut, terutama kadar besi (fe), mangan (mg), dan alumunium (al). Konstruksinya terbuat dari 2 buah drum yang bagian dalamnya telah dicat atau dilabur.
D. pengolahan air dengan bahan kimia (koagulasi dan filtrasi)
Cara koagulasi dan filtrasi ini sangat berguna untuk air yang mengandung bahan kimia, bau, dan warna, tetapi tidak terlalu pekat. Pada prinsipnya proses ini terdiri dari dua bak, yaitu bak pertama sebagai tempat reaksi kimia dan bak ke-2 sebagai tempat filtrasi / penyaringan.
E. pengolahan air dengan pengendapan bak ganda
Air didiamkan selama sehari semalam hingga diperoleh air bersih. Pengendapan dilakukan dengan 2 buah bak yang digunakan secara bergantian. Bak pertama diisi air untuk keperluan hari ini. Hal ini dilakukan sambil mengisi bak kedua untuk keesokan harinya, begitu seterusnya.
F. pengolahan air sungai dengan bak pengendapan langsung
Yaitu dengan penyaringan langsung di pinggir sungai kemudian dialirkan ke rumah penduduk. Cara ini cocok untuk air yang agak jernih tetapi masih ada bahan padatan sehingga diendapkan.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Label

Total Tayangan Halaman

Pengikut