SAKA BAKTI HUSADA

KWARTIR CABANG TUBAN
PANGKALAN DR. R. KOESMA
Sekertariat : Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Jl. Brawijaya No 03 - Tuban

Krida dan SKK Saka Bakti Husada Sesuai Permenkes RI no. 38 Tahun 2019

PEDOMAN PEMBINAAN SATUAN KARYA PRAMUKA BAKTI HUSADA

A. Latar Belakang     

    Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa kesehatan adalah hak dan kewajiban setiap warga negara. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan yang pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

    Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program, sektor serta seluruh masyarakat. Oleh karena itu, peran serta di luar sektor kesehatan sangat diharapkan dalam mencapai kemampuan seluruh lapisan masyarakat untuk hidup sehat. Salah satu wujud peran serta masyarakat adalah melalui keterlibatan kelompok masyarakat yang peduli dan bergerak di bidang kesehatan. Salah satu gerakan dalam mendorong masyarakat untuk hidup sehat adalah melalui Gerakan Pramuka.

    Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, bahwa gerakan pramuka mempunyai tugas pokok mendidik dan membina kaum muda Indonesia agar menjadi tenaga kader pembangunan yang beriman dan bertakwa, berilmu pengetahuan dan teknologi serta bermoral Pancasila yang sehat jasmani dan rohani.

    Dalam melaksanakan tugas pokoknya, gerakan pramuka bekerja sama dengan berbagai instansi terkait termasuk Kementerian Kesehatan. Kerja sama antara Gerakan Pramuka dengan Kementerian Kesehatan dimulai pada tanggal 17 Juli 1985 dan diresmikan pada tanggal 12 November 1985 di Magelang pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional. Kerjasama antara gerakan pramuka dengan Kementerian Kesehatan terakhir diperbaharui melalui Kesepakatan Bersama antara Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Menteri Kesehatan Nomor HK.05.01/VIII/2379/2015 dan Nomor 08/PK-MoU/2015 tanggal 12 November 2015. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan tenaga kader pembangunan di bidang kesehatan yang dapat membantu melembagakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi semua anggota gerakan pramuka dan masyarakat di lingkungannya.

    Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan satuan organisasi sebagai wadah penyelenggaraan pendidikan, pengembangan bakat, minat dan keterampilan bagi pramuka penegak dan pandega. Saka Bakti Husada berfungsi sebagai wadah pendidikan dan pembinaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan di bidang kesehatan. Pramuka yang menjadi anggota Saka Bakti Husada diharapkan dapat menjadi contoh, agen perubahan dan pendidik sebaya untuk menggerakkan masyarakat sekitarnya terutama generasi muda dalam menerapkan pola hidup sehat.

    Saka Bakti Husada merupakan salah satu saka yang memiliki fungsi penting dalam peningkatan kesehatan masyarakat, untuk itu peranannya perlu ditingkatkan melalui pembinaan berkesinambungan sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan agar berdaya guna dan berhasil guna.

B. Sasaran

1. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah termasuk unit pelaksana

teknis dan unit pelaksana teknis daerah.

2. Anggota dewasa gerakan pramuka yang terdiri atas Pengurus

Kwartir, Majelis Pembimbing (Mabi), Pimpinan Saka (Pinsaka),

Pamong dan Instruktur.

3. Mitra kesehatan yang terdiri atas dunia usaha, organisasi profesi

kesehatan, organisasi kemasyarakatan, dan perguruan tinggi.

KRIDA SAKA BAKTI HUSADA

Saka Bakti Husada memiliki enam krida, yaitu krida bina lingkungan sehat, krida bina keluarga sehat, krida pengendalian penyakit, krida bina gizi, krida bina obat, dan krida bina perilaku hidup bersih dan sehat. Keenam krida ini dikembangkan melalui proses pembelajaran pemenuhan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) dan pemberian Tanda Kecakapan Khusus (TKK) oleh Pamong dan Instruktur. Keberhasilan pembinaan Saka Bakti Husada yaitu melalui keberhasilan penyelesaian SKK oleh anggota Saka Bakti Husada. Anggota Saka Bakti Husada yang berhasil dalam penyelesaian SKK berhak mendapatkan TKK sesuai dengan SKK yang dicapai.




A. Krida Saka Bakti Husada

1. Krida Bina Lingkungan Sehat
    Krida bina lingkungan sehat adalah wadah yang memberikan pembinaan penyehatan lingkungan yaitu pembinaan penyehatan rumah, penyehatan tempat fasilitas umum dan penerapan kedaruratan kesehatan lingkungan. Tujuan krida bina lingkungan sehat yaitu untuk memperoleh kecakapan khusus tentang rumah sehat, tempat fasilitas umum sehat dan penerapan kedaruratan kesehatan lingkungan. SKK krida bina lingkungan sehat meliputi:

a. rumah sehat;

b. tempat dan fasilitas umum sehat; dan

c. kedaruratan kesehatan lingkungan.

Berdasarkan SKK yang terdapat di krida bina lingkungan sehat maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami krida bina lingkungan sehat dapat menjadi wirausaha di bidang sanitasi.

2. Krida Bina Keluarga Sehat
    Krida bina keluarga sehat adalah wadah yang memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang keluarga sehat agar mereka mau dan mampu menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam mewujudkan keluarga sehat. Tujuan krida bina keluarga sehat yaitu untuk memperoleh kecakapan khusus tentang pembinaan keluarga sehat yaitu pembinaan kesehatan ibu, bayi, anak pra sekolah, usia sekolah, dan remaja (termasuk didalamnya kesehatan gigi dan mulut), reproduksi, lanjut usia, kesehatan kerja dan olahraga dan asuhan mandiri kesehatan tradisional. SKK krida bina keluarga sehat meliputi:

a. kesehatan ibu dan bayi baru lahir;

b. kesehatan balita dan anak pra sekolah;

c. kesehatan usia sekolah dan remaja;

d. kesehatan reproduksi;

e. kesehatan lanjut usia;

f. kesehatan kerja dan olahraga; dan

g. asuhan mandiri kesehatan tradisional.

Berdasarkan SKK yang terdapat di krida bina keluarga sehat maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami krida bina keluarga sehat dapat menjadi penyedia jasa pengasuh bayi, anak, lanjut usia, instruktur olahraga, atau wirausaha pemanfaatan tanaman obat keluarga.

3. Krida Pengendalian Penyakit

Krida pengendalian penyakit adalah wadah kegiatan keterampilan, pengetahuan, dan teknologi tepat guna untuk memberikan kecakapan khusus tentang penyakit saluran pernapasan, penyakit kulit dan kelamin, penyakit saluran cerna, penyakit tular vektor dan zoonotik, pencegahan penyakit, penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa. Tujuan krida pengendalian penyakit yaitu untuk memperoleh kecakapan khusus tentang penyakit saluran pernapasan, penyakit kulit dan kelamin, penyakit saluran cerna, penyakit tular vektor dan zoonotik, pencegahan penyakit, penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa. SKK bina pengendalian penyakit meliputi:

a. penyakit saluran pernapasan;

b. penyakit kulit dan kelamin;

c. penyakit saluran cerna;

d. penyakit tular vektor dan zoonotik;

e. pencegahan penyakit;

f. penyakit tidak menular; dan

g. kesehatan jiwa.

Berdasarkan SKK yang terdapat di krida pengendalian penyakit maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami krida pengendalian penyakit dapat berkontribusi dalam pembuatan teknologi tepat guna bidang pencegahan dan pengendalian penyakit.

4. Krida Bina Gizi

Krida bina gizi adalah wadah kegiatan keterampilan, pengetahuan dan teknologi tertentu untuk memberikan kecakapan khusus tentang gizi di rumah tangga, gizi di masyarakat, dan gizi di institusi kesehatan. Tujuan krida bina gizi yaitu untuk memperoleh kecakapan khusus tentang mengenal keadaan gizi, kegiatan gizi di posyandu, perencanaan menu gizi seimbang, penyuluhan gizi dan penanganan gizi dalam situasi darurat. SKK Krida bina gizi meliputi:

a. mengenal keadaan gizi;

b. kegiatan gizi di posyandu;

c. perencanaan menu gizi seimbang;

d. penyuluhan gizi; dan

e. penanganan gizi dalam situasi darurat;

Berdasarkan SKK yang terdapat di krida bina gizi maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami krida bina gizi dapat menjadi wirausaha kuliner sehat.

5. Krida Bina Obat

Krida bina obat adalah wadah kegiatan keterampilan dan pengetahuan tertentu untuk memberikan kecakapan khusus mengenai obat-obatan, jamu, kosmetika, pangan, narkotika psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Tujuan krida bina obat yaitu untuk memperoleh kecakapan khusus tentang pemahaman obat, pembuatan jamu yang baik dan pemanfaatannya, pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zak adiktif lainnya, pemilihan pangan sehat dan pembinaan kosmetika. SKK krida bina obat meliputi:

a. pemahaman obat;

b. pembuatan jamu yang baik dan pemanfaatannya;

c. pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika,

psikotropika dan zat adiktif lainnya;

d. pemilihan pangan sehat; dan

e. pembinaan kosmetika.

Berdasarkan SKK yang terdapat di krida bina obat maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami krida bina obat dapat menjadi wirausaha jamu.

6. Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wadah pengetahuan dan keterampilan tentang PHBS agar mau dan mampu menerapkan pada diri sendiri, keluarga serta menggerakkan masyarakat. Tujuan krida bina PHBS yaitu untuk memperoleh kecakapan khusus tentang PHBS di rumah tangga, sekolah, tempat dan fasilitas umum, tempat kerja dan di institusi kesehatan. SKK Krida Bina PHBS meliputi:

a. PHBS di rumah tangga;

b. PHBS di sekolah;

c. PHBS di tempat dan fasilitas umum;

d. PHBS di tempat kerja; dan

e. PHBS di institusi kesehatan.

Berdasarkan SKK yang terdapat di krida bina PHBS maka anggota Saka Bakti Husada yang mendalami krida bina PHBS dapat menjadi kader penggerak hidup sehat.



B. Proses Pencapaian SKK

a. dilaksanakan di pangkalan Saka Bakti Husada

b. pemberian materi sesuai program dan SKK yang diminati, dilakukan

2 (dua) sampai 3 (tiga) kali pertemuan oleh pamong dan instruktur.

c. Pengujian SKK dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung

oleh instruktur dan pamong. Secara langsung berupa pertemuan

yang dilakukan 1 (satu) kali selama 2 jam pelajaran (@45 menit), dan

yang tidak langsung dengan penugasan di lapangan dan pengabdian

masyarakat.

C. Cara Pengujian SKK

Cara menguji SKK perlu memperhatikan Standar Penilaian Kecakapan Khusus tiap Krida. Untuk masing-masing tatanan sesuai golongan penegak dan pandega disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Untuk itu perlu memperhatikan tata laksana pengujian sebagai berikut:

1. Cara Menguji SKK dapat dilakukan dengan cara pengujian langsung

dan tidak langsung:

a. Pengujian Langsung

Peserta didik berhadapan langsung dengan Instruktur dan Pamong.

b. Pengujian Tidak Langsung

Melalui pengamatan dan penugasan yang hasil dinilai oleh Instruktur dan Pamong.

Contoh: tugas kelompok atau simulasi penyuluhan tentang PHBS.

D. Penguji

Penguji merupakan tim yang terdiri dari 2 (dua) orang yaitu satu instruktur dan satu pamong dengan waktu dan tempat sesuai kesepakatan. SKK diuji berdasarkan pilihan dan kesiapan peserta didik yang mengutamakan nilai usaha peserta didik. Bila dinyatakan lulus, penguji membubuhkan tanda tangan pada buku SKK dan anggota yang bersangkutan berhak mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK).


E. Penyematan Tanda Kecakapan Khusus dan Penyerahan Sertifikat

Penyematan TKK dan penyerahan sertifikat dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok dalam suatu acara pada Upacara Pembukaan Latihan atau Upacara Penutupan Latihan. Penyematan TKK kepada anggota Saka Bakti Husada yang dinyatakan lulus dapat juga dilakukan oleh anggota dewasa gerakan pramuka dengan bukti SKK yang telah ditandatangani oleh Pamong. TKK yang dimiliki oleh seorang pramuka harus terjamin bahwa kecakapan yang dimilikinya dapat dipertanggungjawabkan. TKK dapat dicabut kembali apabila anggota tidak 
mampu mempertahankan persyaratan yang di tentukan.

Sumber Pustaka : Permenkes RI no. 38 Tahun 2019 - Tentang Pembinaan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada

Adapun Dokumen yang dapat dipelajari dan didownload dibawah ini 👇


"Ikhlas Bakti Bina Sehat, Menuju Indonesia Sehat"
Share:

Open Recruitment Anggota Saka Bakti Husada Kwarcab Tuban

 Hallo, Generasi Muda Tangguh!!


Salam Pramuka!! 

Ikhlas bakti bina diri, menuju hidup sehat


Untuk kamu yang suka belajar dan mencoba pengalaman baru, khususnya di bidang kepramukaan dan kesehatan.. yuk, bergabung bersama kami menjadi anggota Saka Bakti Husada Kwartir Cabang Tuban sekretariat Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tuban.

Persyaratan:

● Komitmen untuk belajar dan mengembangkan diri

● Bersedia mengikuti kegiatan.

● Pramuka Penegak dan Pandega

● Mengisi formulir pendaftaran di

https://bit.ly/SBHDinkes atau scan barcode recruitment.


Pendaftaran dibuka mulai tanggal 1 Agustus 2022 s/d 15 Agustus 2022


SEGERA DAFTARKAN DIRI & BERGABUNG BERSAMA KAMI 🙂


Info lebih lanjut bisa menghubungi:

Kak Amel : 081216726046

Kak Maris : 085855595453

Share:

Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)

Sebelum dibahas lebih jauh mengenai radang usus buntu yang dalam bahasa medisnya disebut Appendicitis, maka lebih dulu harus difahami apa yang dimaksud dengan usus buntu. Usus buntu, sesuai dengan namanya bahwa ini merupakan benar-benar saluran usus yang ujungnya buntu. Usus ini besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar yang letaknya berada di perut bagian kanan bawah.

Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.

Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini dapat mengalami kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang sering kali kita kenal dengan nama Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).


  • Penyebab Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)

  • Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.

    Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.

    Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin, Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.

    Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit radang usus buntu.

    Gambaran Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)

    Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.

    Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).


  • Tanda dan Gejala Penyakit Radang Usus Buntu

  • Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya;
    1. Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak).
      Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi, mual-muntah, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak terbongkok, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja.

    2. Penyakit Radang Usus Buntu kronik.
      Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (istilah kesehatannya).
    Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.


  • Pemeriksaan diagnosa Penyakit Radang Usus Buntu

  • Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh Tim Kesehatan untuk menentukan dan mendiagnosa adanya penyakit radang usus buntu (Appendicitis) oleh Pasiennya. Diantaranya adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiology ;
    1. Pemeriksaan fisik.
      Pada appendicitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut.

      Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.

    2. Pemeriksaan Laboratorium.
      Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).

    3. Pemeriksaan radiologi.
      foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97 %), terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks.


  • Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang Usus Buntu

  • Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang usus buntu (appendicitis) adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian obat antibiotika dapat saja dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai 35%.

    Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari. Selanjutnya adalah perawatan luka operasi yang harus terhindar dari kemungkinan infeksi sekunder dari alat yang terkontaminasi dll.

    Share:

    Deteksi Penyakit dengan Mudah Menggunakan Telapak Tangan

    Tahukah Anda bahwa tubuh secara alami memiliki semacam sensor untuk mendeteksi adanya sesuatu yang tidak beres yang terjadi di dalamnya?

    Apabila tubuh kita sedang sedang mengalami gangguan kesehatan, maka akan memberikan sinyal-sinyal yang secara langsung dapat kita lihat atau rasakan.

    Telapak tangan adalah salah satu bagian tubuh yang mampu mendeteksi adanya gangguan kesehatan. Telapak tangan merupakan bagian syaraf paling ujung yang dimiliki oleh manusia.

    pabila Anda cermat, maka perubahan kecil pada telapak tangan, kuku, dan jari dapat menjadi petunjuk tentang jenis penyakit yang Anda derita.

    Analisa gangguan kesehatan menggunakan telapak tangan sendiri sudah dipraktekkan cukup lama oleh bangsa Yunani Kuno.

    Berikut ini adalah beberapa cara deteksi penyakit dengan mudah menggunakan telapak tangan kita.

    1.  Telapak tangan memerah

    Gangguan kesehatan yang mungkin terjadi jika telapak tangan memerah adalah gangguan hati. Kerusakan pada hati mengakibatkan pelebaran pembuluh darah sehingga telapak tangan tampak memerah.

    Cara Deteksi Penyakit dengan Mudah Menggunakan Telapak Tangan Kita
    Telapak tangan memerah

    Perubahan warna ini akan terjadi di sekitar pergelangan tangan memutar. Telapak tangan yang  berwarna merah juga mengindikasikan gejala rematik dan gangguan kelenjar tiroid.

    2. Tangan gemetar

    Gerakan tangan gemetar ini dimaksudkan gerakan gemetar yang tidak dapat terkontrol dan berbeda keadaannya jika gemetar karena perasaan takut atau cemas.

    Tangan gemetar, gejala awal Parkinson

    Apabila tangan gemetar secara tidak terkendali akan menjadi gejala awal penyakit Parkinson. Penyakit Parkitson adalah penyakit yang berbahaya karena menyebabkan kerusakan syaraf otak yang dpaat mempengaruhi gangguan gerakan otot tubuh.

    3. Telapak tangan berkeringat

    Telapak tangan yang berkeringat secara terus menerus tanpa sebab yang jelas belum tentu mengindikasikan penyakit lemah jantung, seperti informasi yang berkembang di masyarakat.

    Di dunia kedokteran, keringat berlebih pada bagian tubuh tertentu, misalnya telapak tangan, kaki, dan ketiak diistilahkan dengan hiperhidrolisis sistemik.

    Cara Deteksi Penyakit dengan Mudah Menggunakan Telapak Tangan KitaCara Deteksi Penyakit dengan Mudah Menggunakan Telapak Tangan Kita
    Telapak tangan berkeringat

    Hiperhidrolisis sistemik pada telapak tangan, kaki, dan ketiak bisa jadi pertanda hipertiroid, yaitu kondisi peningkatan hormon tiroid yang berfungsi mengendalikan proses metabolisme tubuh.

    Apabila seseorang mengalami hipertiroid, maka metabolisme (pertukaran zat) dalam tubuhnya menjadi lebih cepat. Hal inilah yang menyebabkan kelenjar keringat menjadi diproduksi lebih banyak.

    4. Jari telunjuk lebih panjang dari jari manis

    Ada kemungkinan wanita dengan ukuran jari telunjuk lebih panjang daripada jari manis rentan terkena resiko kanker payudara.

    Mengapa? Karena jika jari telunjuk ukurannya lebih panjang dari jari manis, maka artinya wanita tersebut memiliki tingkat produksi hormon estrogen lebih tinggi. Hormon estrogen ini ternyata membantu tumbuhnya sel-sel kanker.

    5. Jari manis yang ukurannya sangat panjang

    Beberapa anak yang autis ternyata memiliki ukuran jari manis yang tidak biasa. Ukuran jari manis anak laki-laki penderita autis rata-rata sangat panjang, disebabkan  mereka memiliki jumlah hormon testosteron yang tidak biasa ketika di rahim.

    Hal ini menyebabkan anak autis mengalami kesulitan berkomunikasi dan tidak memiliki empati terhadap kondisi emosional orang lain.

    6. Kulit tangan menjadi kering

    Kulit tangan yang kering mengindikasikan adanya gangguan awal pada kelenjar tiroid, sehingga memicu hilangnya kelembaban pada kulit.

    Kondisi kulit tangan yang kering bisa juga disebabkan oleh alergi kulit terhadap pemakaian produk kosmetik tertentu.

    7. Urat-urat biru di pergelangan dan telapan tangan

    Di dalam keadaan stress atau tertekan, maka hormon streroid yang diproduksi tubuh akan melemahkan sistem pertahanan tubuh.

    Tanda-tandanya adalah munculnya urat-urat biru atau hijau pada pergelangan tangan maupun di telapak tangan. LIhat : Titik-titik Syaraf pada Telapak Tangan.

    8. Noda putih di ujung kuku

    Kekurangan unsur seng dalam tubuh dapat dideteksi oleh adanya noda berwarna putih pada ujung kuku kita.

    Zat seng (Zn) berperan penting untuk sistem kekebalan tubuh. Zat ini dapat diperoleh dari susu, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.

    Cara Deteksi Penyakit dengan Mudah Menggunakan Telapak Tangan Kita
    Noda putih di ujung kuku menunjukkan kurang zat seng

    9. Perubahan warna kuku

    Kuku yang sehat seharusnya berwarna merah muda. Apabila warna kulit di bawah kuku mengalami perubahan menjadi bercorak biru, bisa jadi ada permasalahan pada paru-paru.

    Darah yang mengalami kekurangan oksigen akan menjadi berwarna merah gelap, sebagai pertanda gejala penyakit bronkitis.

    Kuku yang berubah warna menjadi kuning menandakan efek penuaan atau bisa juga disebabkan karena kebiasaan merokok.

    Kuku yang setengah berwarna putih dan setengahnya lagi berwarna cokelat bisa jadi pertanda gagal ginjal.

    Menurut hasil riset, sekitar 40 persen penderita gagal ginjal memiliki warna kuku setengah-setengah tersebut.

    10. Kuku berbentuk sendok

    Apabila Anda memiliki kuku yang berlawanan atau cekung ke atas seperti sendok, maka Anda menderita anemia atau kekurangan zat besi. Bentuk kuku normal seharusnya sedikit melengkung ke bawah, tidak ke atas.

    Cara Deteksi Penyakit dengan Mudah Menggunakan Telapak Tangan Kita
    Kuku berbentuk sendok menujukkan anemia

    Demikian informasi mengenai cara deteksi penyakit dengan mudah menggunakan telapak tangan kita. Semoga bermanfaat.

    Sumber
    Share:

    SKK BAHAN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN

     
     TUJUAN SKK BAHAN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN

    Golongan Siaga:
    1. Mengetahui bentuk dan rupa makanan kaleng yang rusak
    2. Mengetahui zat pewarna dan bahan alam yang biasa digunakan untuk makanan.
    3. Mengetahui arti kadaluarsa yang tercantum pada makanan kaleng atau susu dalam karton.
    4. Dapat membuat makanan/minuman yang tidak membahayakan kesehatan
    5. Dapat menjelaskan kepada teman-temannya untuk tidak menggunakan zat warna yang tidak boleh digunakan.
    Golongan Penggalang :
    1. Menjelaskan TKK golongan Siaga
    2. Menjelaskan bahan yang berbahaya bagi kesehatan
    3. Menjelaskan bentuk rupa penyebab kerusakan makanan kaleng
    4. Menjelaskan sedikitnya 2 macam zat warna dari bahan alam dan sintetis yang boleh digunakan untuk makanan
    Golongan Penegak:
    1. Menjelaskan TKK Penggalang
    2. Mengerti akibat penggunaan zat pewarna sintetis yang membahayakan kesehatan apabila digunakan dalam makanan
    3. Mengerti maksud penggunaan pemanis
    4. Dapat menunjukkan kadaluarsa pada kaleng makana/minuman
    Golongan Pandega:
    1. Dapat memberikan penyuluhan kepada sekelompok Pramuka atau anggota masyarakat tentang bahan berbahaya bagi kesehatan, bentuk dan rupa makanan kaleng yang rusak dan penggunaan zat pewarna dari bahan sintetis serta bahayanya.
    2. Telah melatih seorang Pramuka atau anggota masyarakat tentang bahan berbahaya bagi kesehatan.
    3. Mengetahui peraturan Pemerinntah tentang bahan berbahaya bagi kesehatan.
    MATERI SKK BAHAN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN
    GOLONGAN SIAGA
    1. Mengerti bentuk dan rupa makanan kalengan yang rusak
      Makanan yang kita makan sehari-hari berasal dari bahan makanan nabati dan hewani. Kecuali untuk lalap, semua makanan pada umumnya dimasak dan habis dimakan pada hari itu juga. Oleh karenanya, pada waktu pengolahannya, tidak perlu ditambah bahan pengawet yang berupa zat kimia. Lain halnya dengan bahan makanan yang diawetkan, seperti makanan dalam kaleng. Untuk makanan seperti ini, perlu ditambah bahan pengawet, agar makanan tersebut tidak cepat membusuk. Pembusukan terjadi oleh karena dalam makanan tersebut terdapat bakteri yang tidak mati pada waktu bahan makanan tersebut dimasak atau bahan pengawetnya tidak cukup, sehingga terjadi pembusukan.
      Pada waktu terjadi pembusukan, timbul gas yang makin lama makin banyak, sehingga bentuk kalengnya menggelembung. Oleh karenanya, pada waktu membeli makanan kaleng, perlu diperhatikan bentuk kalengnya, apakah menggelembung atau tidak. Bila kalengnya dibuka, maka akan terlihat gelembung gas, bentuk makanan tidak utuh dan tercium bau yang tidak enak.

    2. Mengerti zat warna dari bahan alam yang biasa digunakan untuk makanan
      Makanan yang sehat adalah makanan yang bergizi dan tidak mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatan. Bahan-bahan yang berasal dari alam pada umumnya adalah bahan makanan yang sudah lama dikenal oleh nenek moyang kita dan nyata-nyata tidak berbahaya.
      Agar supaya makanan tersebut menarik dan menimbulkan selera perlu ditambahakan warna yang dapat merangsang selera makanan. Pada saat ini banyak zat pewarna yang diperjual belikan yang ditambahkan pada makanan. Zat warna tersebut adalah zat kimia dengan warna-warni yang menarik warna merah, kuning, hijau, ungu dan sebagainya. Sayangnya, beberapa bahan kimia tersebut tidak dimaksudkan untuk makanan, tetapi untuk keperluan lain, seperti untuk mewarnai kain, cat atau kertas.
      Apabila zat warna tersebut ditambahkan pada makanan dan orang yang memakannya dalam jangka waktu yang lama, akan timbul penyakit yang membahayakan, anatara lain kanker.
      Oleh karenaya, dianjurkan untuk menggunakan zat warna yang berasal dari alam, seperti:
      • Caramel
      • Gula yang digosokkan coklat
      • Daun suji
      • Daun pandan kunyit
      • Dan lain-lain ditumbuk, ditambah air dan diambil perasanya.
    3. Mengerti kadaluarsa yang tercantum padab makanan/minuman kaleng atau minuman/susu dalam karton
      Makanan/minuman yang mengandung susu, makanan bayi, pada penyimpanan yang lama dan suhu yang tinggi, dapat mengalami penurunan mutu, sehingga makanan tersebut tidak dapat digunakan lagi. Untuk mengetahui apakah makanan tersebut masih baik atau tidak, erlu dilihat tanggal kadaluarsanya yang tercantum pada etiket atau wadah makanan tersebut. Tanggal dalursa menunjukkan bahwa sejak tanggal tersebut, makanan tidak boleh digunakan lagi, sebab tidak ada jaminan, bahwa makanan tersebut masih baik dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
      Sebagai contoh:
      0.3.07.85, berarti bahwa sejak tanggal 3 Juli 1985 makanan tersebut harus dibuang dan tidak boleh digunakan lagi.
    Golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
    1. Bahan yang dimakan/diminum membahayakan kesehatan adalah:
      • Makanan yang sudah daluwarsa
      • Makanan yang ada dalam kaleng yang sudah menggelembung
      • Makanan yang mengandung zat warna yang bukan untuk makanan
      • Makanan yang mengandung pemanis buatan
    2. Zat warna kimia/sintetis yang dapat digunakan dalam makanan adalah antara lain:
      • Allura-FDC.RED.No.40
      • Erifrosine-FDC Red No. 3
      • Ponceau SX-FDC Red. No. 4
      • Indigotine-FDC Blue No. 2
      • Tartazine-FDC Yellow No. 5
      • Itanium dioksida-C1. Pigment White 6.

      Zat warna sintetik yang dapat digunakan adalah yang telah terdaftar pada Departemen Kesehatan. Apabila zat warna tersebut belum/tidak terdaftar kemungkinan zat tersebut adalah bahan-bahan yang berbahaya bila dimakan.
    3. Kita sudah lama mengenal dan menggunakan bahan pemanis dalam makanan seperti gula pasir, gula aren, gula merah atau gula tebu.
      pada saat ini banyak beredar bahan pemanis yang disebut biang gula, sari gula, sari manis dan sebagainya. Pemanis ini dibuat dari bahan kimia, oleh karenaya dinamakan pemanis buatan. Rasanya jauh lebih manis dari gula, tetapi berbeda dengan gula, zat pemanis ini tidak mempunyai nilai gizi.
      Penggunaan zat pemanis dalam makanan tidak perlu banyak, karena rasanya sangat manis. Karena pemakaiannya sedikit maka harganya jauh lebih murah dari gula. Pemanis buatan walau harganya murah, tetapi bermanfaat bagi manusia, karena tidak mempunyai nilai gizi. Zat ini sebetulnya hanya tepat bagi orang yang sakit kencing manis dan orang yang badannya terlalu gemuk.
      Jumlah pemanis buatan yang boleh dimakanpun ada batasnya ialah 11 mg/kg berat badan. Pemanis buatan yang digunakan tanpa batas, dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
    4. Makanan dan minuman yang tidak membahayakan kesehatan adalah yang terbuat dari bahan-bahan yang dari alam. Dengan demikian dapat dihindarkan penggunaan bahan-bahan kimiawi, seperti zat ewarna buatan dan sebagainya.
      Apabila akan menggunakan bahan-bahan yang serupa zat kimia haruslah digunakan bahan yang sudah terdaftar pada Departemen Kesehatan, yang menggunakan Nomor MD.
      Peraturan-peraturan tentang bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan dapat diperoleh dari Kantor Depaertemen Kesehatan di Ibukota Kabupaten. Dengan mengetahui bahan-bahan berbahay, serta akibat yang dapat ditimbulkannya, dapatlah dihindari pemakaian bahan-bahan yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan di kelak kemudian hari.
    Share:

    SKK PEMBINAAN KOSMETIK



    TUJUAN SKK PEMBINAAN KOSMETIK
    Golongan Siaga:
    1. Megetahui arti kegunaan serta kosmetika secara sederhana
    2. Dapat menyebutkan sedikitnya 2 macam kosmetika sederhana dan cara penggunaannya.
    3. Mengetahui sedikitnya 2 macam tanaman yang dapat digunakan untuk kepentingan kosmetika.
    4. Dapat menyebutkan sedikitnya 2 macam kosmetika tradisional.
    Golongan Penggalang :
    1. Menjelaskan arti kegunaan dana bahaya kosmetika
    2. Menjelaskan cara pembuatan pembasmi bau badan
    3. Menjlaskan cara pembuatan pencuci rambut
    4. Menjelaskan cara pembuatan minyak rambut
    5. Menjelaskan macam kosmetika yang tidak boleh digunakan, yang rusak dan yang membahayakan kesehatan.
    Golongan Penegak:
    1. Dapat menunjukkan kosmetika yang rusak
    2. Dapat embuat bedak (bedak dingin), pembasmi bau badan, pencuci rambut dan minyak rambut.
    3. Telah melatih anggota Siaga
    Golongan Pandega:
    1. Dapat menjelaskan TKK golongan Penegak
    2. Dapat membuat detergen
    3. Dapat membuat sabun
    4. Dapat memberikan penyuluhan kepada sekelompok anggota Pramuka atau anggota masyarakat lainnya tentang cara pembuatan kosmetika.
    5. Tahu peraturan-peraturan tentang kosmetika.
    6. Dapat mengusahakan perusahaan pembuatan kosmetika
    7. Telah melatih seorang anggota Pramuka dalam bidang pembinaan kosmetika.
    Share:

    Pelatihan dan Lomba PPGD serta Orientasi Promkes

    Tuban, 13 Oktober 2019 -
    Berlokasi di Wana Wisata Sowan Bogorejo Bancar Tuban, pada,Sabtu,12 s.d 13 Oktober 2019 ,Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban melalui Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Satuan Karya Bakti Husada dr. R. Koesma pangkalan Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota Saka Bakti Husada (SBH) tentang Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) bagi anggota Saka Bakti Husada sekaligus Lomba Pertolongan Pertama Gawat Darurat dikemas  dalam kegiatan Persami (Perkemahan Sabtu malam Minggu ) dan orientasi Promkes bagi petugas Promkes.

    Pada giat tersebut dihadiri oleh , Kabid Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Tuban yang juga Pinsaka SBH Kwarcab Tuban, Lulut Purwanto.DCN , Kasi Promkes dan Pemmas pada Dinkes Tuban sekaligus Sekretaris Saka SBH Kwarcab Tuban , Windu Budiati.SKM ,  Seksi Promkes dan Pemmas Dinkes Tuban yang juga Bendahara Saka SBH Kwarcab Tuban,Rieke Antariksa.Amd.Keb , Team PSC Dr Alfian dari Rsud Dr.R.Koesma Tuban dan dr.Dian Ambarwati dari Puskesmas Sumurgung palang Tuban, serta kurang lebih 90 orang anggota Saka Bakti Husada Kwartir Ranting  dan petugas Promkes dari seluruh Puskesmas se-kabupaten Tuban.

    Diawali apel pembukaan, Kak Lulut Purwanto menyampaikan amanatnya bahwa pelatihan PPGD ini adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan Pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian, semoga Kakak-kakak pembina pelaksana program dapat mengawal kegiatan selama 2 hari ini supaya pelatihan PPGD berjalan tertib dan lancar, serta pulang dari sini dapat membawa manfaat serta ilmu yang berguna untuk dibawa ke wilayahnya masing-masing.” harap Kak Lulut.
    Sementara itu, Sekretaris Saka Bakti Husada Kwarcab Tuban, Kak Windu Budiati mengatakan.” Pelatihan ini sangat penting sekali dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baik bagi anggota Saka Bakti Husada sendiri dan bagi petugas Promkes dalam pengelolaan Krida.” terang Kak Windu.
    Susunan acara pada pelatihan PPGD yang akan dijalani peserta PPGD dihari pertama adalah Dinamika kelompok, dilanjutkan dengan materi Penanggulangan Stunting dan dilanjutkan dengan materi PPGD yang meliputi , Materi P3K, Teknik Pertolongan Pertama Gawat Darurat dan Metode Evaluasi Korban , Pertolongan Pertama pada Korban Bencana dan Triase,cara Penanganan Fraktur dan korban Perdarahan,Teknik Evaluasi Korban dan Keadaan Khusus, Praktek dan Demonstrasi.
    Untuk hari kedua, dilaksanakan lomba PPGD, Yel-yel tema kesehatan, dan pembuatan drakbar. Lomba PPGD dinilai oleh dr. Alfian, dr. Dian Ambarwati dan anggota PSC 119 Kabupaten Tuban serta untuk lomba yel-yel dan pembuatan drakbar dinilai oleh Panitia sekaligus anggota Saka Bakti Husada pangkalan Dinas Kesehatan Tuban.

    Lomba PPGD dimenangkan oleh 6 kwarran, antaranya :
    ✓ Juara 1      : Saka Bakti Husada Kwarran Montong
    ✓ Juara 2      : Saka Bakti Husada Kwarran Singgahan
    ✓ Juara 3      : Saka Bakti Husada Kwarran Parengan
    ✓ Harapan 1 : Saka Bakti Husada Kwarran Jenu
    ✓ Harapan 2 : Saka Bakti Husada Kwarran Tuban
    ✓ Harapan 3 : Saka Bakti Husada Kwarran Tambakboyo

    • Sebagian artikel bersumber dari :
    http://www.republiknews.id/2019/10/13/pelatihan-ppgd-bagi-anggota-saka-bakti-husada-tuban-dan-orientasi-promkes/
    Share:

    SKK PEMAHAMAN OBAT

     
    TUJUAN SKK PEMAHAMAN OBAT
    GOLONGAN SIAGA
    Tidak diadakan
    GOLONGAN PENGGALANG
    1. Mengetahui arti, guna dan bahaya obat
    2. Mengetahui obat yang dapat dipergunakan untuk pertolongan pertama
    3. Mengetahui bahaya penggunaan oabt yang malampaui takaran dan obat yang memakai resep dokter
    4. Mengetahui cara menyimpan obat yang baik dan benar
    GOLONGAN PENEGAK
    1. Sama dengan materi untuk golongan Penggalang
    2. Mengetahui tanda-tanda obat yang rusak
    3. Obat-obatan yang dapat digunakan untuk pertolongan pertama
    4. Mengerti tentang penggolongan obat dan dapat menyimpan obat-obatan
    5. Mengetahui Jenis Obat yang Terlarang
    GOLONGAN PANDEGA
    1. Sama dengan materi untuk golongan Penegak
    2. Melatih sedikitnya seorang Pramuka atau anggota masyarakat
    3. Dapat memberi penyuluhan tentang pemahaman obat
    MATERI SKK PEMAHAMAN OBAT
    GOLONGAN SIAGA
    Tidak diadakan
    GOLONGAN PENGGALANG
    1. Mengetahui arti, guna dan bahaya obat
      Obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk :
      • Mencegah penyakit
      • Menyembuhkan penyakit atau gejala
      • Memperingan sakit menentukan/disgnosa sesuatu penyakit.
      Penyakit dibagi menjadi dua, yaitu: badaniah dan rohaniah, baik pada manusia maupun hewan. Penyakit badaniah, misalnya : tipus, luka, dan sebagainya. Penyakit rohaniah, missal nya : gila, dan sebagainya.
      Obat pada hakikatnya adalah takaran/jumlah, cara, waktu dan lama penggunaan yang tepat, agar tidak sampai meracuni manusia.
    2. Mengetahui obat yang dapat dipergunakan untuk pertolongan pertama
      Mengerti tentang obat-obatan yang dipergunakan untuk pertolongan pertama pada :
      • Diare
      • Penyakit kulit
      • Batuk
      • Demam tinggi
      • Penyakit kecacingan
      • Obat luka bakar ringan.

      Obat yang digunakan untuk :
      1. Diare: Oralit
      2. Penyakit kulit:
        • Luka: providon yodium
        • Biang keringat: bedak salisil
        • Infeksi pada mulut bayi: gentian violet
      3. Batuk:
        • Obat Batuk Hitam (OBH)
        • Obat batuk lain sesuai dengan jenis bartuknya
      4. Demam
        • Asetosal
        • Parasetamol
      5. Penyakit kecacingan:
        • Piperazin
        • Pirantel pamoat
      6. Obat luka bakar ringan
        Salep minyak ikan.
    3. Mengetahui bahaya penggunaan oabt yang malampaui takaran dan obat yang memakai resep dokter
      Telah diuraikan di atas, bahwa obat pada hakikatnya dalaha racun. Pemakaiana obat yang tidak sesuai dengan aturan pemakaian yang tercantum pada etikatnya, dapat membahayakan pemakainya.
      Apabila obat diminum kurang dari yang trcantum pada etiketnya, maka penderita tidak akan sembuh, hal ini perlu diperhatikan, pada obat yang disebut antibioyika. Khusus untuk obat ini, dokter akan memberitahukan agar obatnya diminum sampai habis, artinya jumlah yang diberikan dokter sesuai dengan yang tercantum pada resep harus diminum seluruhnya sesuai dengan petunjuk pada etiket.
      Apabila berlebihan, maka akan timbul gejala keracunan, dan jika tidak segera ditangani, dapat menyebabkan kematian.
    4. Mengetahui cara menyimpan obat yang baik dan benar
      Obat-obatan pada umumnya adalah bahan yang terdiri dari zat kimia yang sangat peka terhadap panas, kelembaban dan sinar matahari. Oleh karenanya untuk menjaga agar obat-obatan tetap baik mutu maupun khasiatnya, obat ini harus disimpan pada tempat yang sejuk dan kering serta tidak terkena sinar matahari langsung.
      Tempat penyimpanan obat-obatan harus diletakkan pada tempat yang sukar dijangkau oleh anak-anak, terutama anak kecil yang belum mengetahui tentang bahaya obat-obatan. Perlu pula diperhatikan agar waktu menyimpan obat, etikat obat tersebut tetap melekat pada wadahnya, sehingga obat kemungkinan terjadi salah mengambil obat, misalnya diperlukan obat untuk sakit kepala, diberikan obat urus-urus.
      Dengan demikian sakitnya bukan saja terobati, tetapi malahan ditambah dengan buang air besar.
    GOLONGAN PENEGAK
    1. Sama dengan materi untuk golongan Penggalang

    2. Mengetahui tanda-tanda obat yang rusak
      Obat yang sudah rusak dapat ditandai dengan perubahan pada warna, bentuk, rupa dan rasanya.
      Obat berbentuk cairan, apabila disimpan lama dapat berubah, misalnya yang semula jernih dapat menjadi keruh atau pada bagian bawahnya terbentuk endapan.
      Sebelum memakai, obat cairan sebaiknya dikocok dahulu. Apabila endapannya hilang sesudah dikocok, obat dapat digunakan.
      Apabila pada bagian atas cairan terdapat bintik-bintik putih, obat ini tidak dapat menimbulkan penyakit. Terjadinya binti-bintik putih tersebut disebabkan oleh adanya kotoran yang masuk kedalam botol obat, antara lain karena telah digunakan, botolnya dibiarkan terbuka dan tidak segera ditutup.
      Tablet yang rusak dapat diketahui dari bentuknya, misalnya tablet tersebut pecah atau retak. Tablet yang mudah pecah antara lain adalah yang mengandung enzyme pencernaan. Apabila warna tablet berubah, misalnya yang semula berwarna putih menjadi berbintik-bintik kuning kecoklatan, kemungkinan tablet tersebut sudah terlalu lama disimpan, sehingga terjadi reaksi kimia. Perubahan ini jelas terjadi pada tablet yang mengandung vitamin C, diman warna tablet berubah dari putih menjadi berbintik-bintik pada penyimpanan yang lama dan tempat penyimpanan yang tidak memenuhi syarat.
      Salep yang rusak dapat diketahui dari warnanya yang berubah atau baunya yang menjadi agak tengik. Beberapa salep tertentu pada penyimpanan yang lama akan menjadi cair.
      Obat-obatan yang rusak harus dibuang, karena bila disimpan akan digunakan oleh orang lain.

    3. Obat-obatan yang dapat digunakan untuk pertolongan pertama
      1. Obat diare
        Obat yang dianjurkan untuk diare adalah Oralit. Cara pemakainnya adalah dengan melarutkan 1 bungkus oralit dalam 1 gelas air yang sudah dimasak dan diminumkan pada penderita.
        Oralit yang ada di pasaran ada 2 kemasan, ialah yang untuk dilarutkan dalam 1 gelas (200 cc), dan yang untuk dilarutkan dalam 1 liter air. Oralit buatan pabrik Farmasi tertentu mencantumkan di belakang nama oralit angka 200 atau 1000 yang menunjukkan bahwa obat tersebut harus dilarutkan dalam air 1 gelas atau air 1 liter.
        Beberapa hal yang perlu diingat adalah :
        • Jangan menggunakan air sedang mendidih atau direbus.
        • Jika penderita muntah, pemberian larutan oralit dihentikan dahulu, kemudian dilanjutkan lagi. Larutan oralit diberikan sedikit demi sedikit dan sering sampai habis.
        • Pemberian oralit dapat dihentikan bila penderita telah segar kembali dan tidak merasa haus lagi, atau sampai penderita tidak merasa haus lagi.
        • Setelah lebih dari 24 jam jangan diminum lagi buatlah larutan yang baru.
        • Selama diare makanan dan minuman harus tetap diberikan makanan ekstra.
        • Untuk bayi yang disusui dengan :
          ASI :
          Pemberian ASI sekurang-kurangnya setiap 3 jam selama masa diare.
          Susu Formula :
          Pemberian susu formula dapat terus diberikan tetapi diselang-seling dengan air putih dalam jumlah yang sama banyak dan diberikan paling sedikit 3 jam sekali.
        • Bila sampai hari kedua penderita masih terus diare, atau bila keadaan penderita menjadi lebih parah, penderita harus segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan (Puskesma/Rumah Sakit) terdekat. Selama dalam perjalanan larutan oralit terus diberikan.
          keterangan lebih lengkap (aturan pemakaian, dan sebagainya) bias dilihat pada bugkus oralit.
      2. Penyakit Kulit
        Penyakit kulit bermacam-macam, seperti luka karena terpotong biang keringat, gatal karena alergi, penyakit yang disebabkan oleh jamur seperti panu, kadas, kurap dan lain-lain.
        Untuk mencegah infeksi luka dapat digunakan Providon yodium.
        Untuk mengobati biang keringat dapat diberikan bedak salisil pada tempat yang terkena. Bayi yang terkena infeksi pada mulutnya diberi Gentian Violet dengan cara mengoleskan obat tersebut dengan kapas.
        Untuk mengobati panu, kadas dan kurap digunakan obat-obat yang mengandung asam salisilat, asam benzoate, yodium dalam larutan yang mengandung alcohol.
      3. Batuk
        Batuk dapat diobati dengan obat batuk hitam (OBH) atau obat lain. OBH umumnya untuk orang dewasa, diminum 3 kali sehari 2 sendok makan.
        OBH untuk anak-anak, diminum 3 kali sehari ½ sendok sampai 1 sendok makan. Obat batuk produksi pabrik farmasi dapat dibaca petunjuk pemakaian pada etiket atau pembungkusnya.
      4. Demam
        Demam merupakan gejala suatu penyakit. Untuk penyakit yang ringan, seperti bayi yang sedang tumbuh gugu, dapat diberi asetosal atau parasetamol sesuai dengan petunjuk dokter atau sebagaimana tertera pada etiket obat tersebut. Apabila setelah diberi obat, panasnya tidak segera turun, penderita harus segera dibawa ke Puskesmas, Rumah Sakit terdekat. Khusus untuk Asetosal penggunaannya paling lama 2 hari.
        Asetosal maupun Parasetamol harus diminum sesudah makan, untuk dewasa 3 kali sehari 1 tablet @ 500 mg. untuk anak-anak takaran disesuaikan dengan umurnya.
        • Asetosal :
          1 – 2 tahun:
          Tidak boleh diberikan untuk bayi umur di bawah 1 tahun
        • Parasetamol:
          0 – 1 tahun : 60 – 120 mg, tiap 4 – 6 jam.
          1 – 5 tahun: 120 – 250 mg, tiap 4 – 6 jam
          6 – 12 tahun : 250 – 500 mg, tiap 4 – 6 jam
          Tablet untuk anak : @ 60 mg.
          Sirup untuk anak: 120 mg/5 ml.
      5. Penyakit Kecacingan
        Penyakit kecacingan disebabkan karena kebersihan lingkungan atau kebersihan diri kurang diperhatikan. Obat untuk mengobati penyakit kecacingan misalnya: Piperazin, Pirantel Pamoat.
        Piperazin maupun Pirantel Pamoat ada dalam bentuk tablet maupun berbentuk sirup dalam botol kecil/60 ml.
        • Piperazin:
          - Tablet @ 250 mg dan @ 500 mg.
          - Sirup 500 mg/5 ml dan 1.000 mg/5 ml.
        • Pirantel Pamoat:
          - Tablet @ 125 mg dan @ 250 mg
          - Sirup 125 mg/5 ml dan 250 mg/5 ml.

        Kedua obat cacing ini bisa dibeli tanpa resep dokter dalam jumlah tertentu. Oleh sebab itu sebelum menggunakan obat ini agar dibaca keterangan yang terdapat pada etiket, pembungkus atau brosur masing-masing obat.
        • Piperazin :
          - Dewasa dan anak di atas 6 tahun : 3 x sehari 100 mg (2 tablet @ 500 mg) atau 3 x sehari 1 sendok the (1000 mg/5 ml)
          - Anak-anak 3 – 5 tahun: 2 x sehari ½ sendok teh (2 ½ ml sirup yang mengandung 1000 mg/5 ml atau sirup yang mengandung 500 mg/5 ml)
        • Pirantel Pamoat :
          - Anak umur diatas 2 – 5 tahun : 1 x sehari 1 tablet @ 125 mg
          - Anak umur 5 – 10 tahun: 1 x sehari 2 tablet @ 125 mg atau 1 tablet @ 250 mg
          - Anak umur 10 – 15 tahun : 1 x sehari 3 tablet @ 125 mg
          - Anak diatas 15 tahun – dewasa : 1 x sehari 4 tablet @ 125 mg atau 2 tablet @ 250 mg.
          Catatan : Pirantel Pamoat tidak boleh diberikan pada anak umur dibawah 2 tahun.
      6. Obat Luka Bakar Ringan
        Obat luka bakar ringan seperti terkena benda panas, tersiram minyak panas dapat diobati dengan salep minyak kan. Apabila tidak ada minyak ikan di rumah, dapat digunakan margarine atau minyak goring.
    4. Mengerti tentang penggolongan obat dan dapat menyimpan obat-obatan
        Obat dibagi menjadi 5 golongan, yaitu:
      1. Narkotika
      2. Psikotropika
      3. Obat keras
      4. Obat bebs terbatas
      5. Obat bebas

      Narkotika, psikotropika dan obat keras adalah obat-obatan yang hanya dapat dibeli/diperoleh dengan resep dokter di Apotik, Rumah Sakit dan Puskesmas.
      Obat bebas dapat dikenal dengan adanya tanda berupa bulanan berwarna hijau yang tertera pada etiketnya.
      Obat bebas terbatas dapat diketahui dengan adanya bulatan berwarna biru tua dengan lingkaran hitam.
      Obat bebas terbatas pada hakekatnya adalah juga obat keras oleh karenanya pada etiketnya juga terdapat tanda peringatan, berupa segi empat berwarna dasar hitam denagn tulisan yang berwarna putih.
      Pemakaian obat ini harus sesuai dengan petunjuk yang tertera pada etiket obat tersebut, misalnya :
      4 kali sehari 1 kapsul
      3 kali sehari 1 tablet
      3 kali sehari 1 sendok makan
      Pada etiket obat, sering tercantum pemakaiannya sebelum atau sesudah makan. Hal ini harus pula diperhatikan oleh si pemekai, agar obat yang dimakan berkhasiat bagi tubuhnya.
      Dari cara pemakaiannya, obat dibagi dalam 2 golongan, Yaitu :
      • Obat dalam dan
      • Obat luar

      Yang dimaksud dengan obat dalam ialah obat-obatan yang dimakan. Obat luar adalah obat yang digunakan dengan cara :
      • Digosokkan, misalnya salep
      • Diteteskan, misalnya tetes mata
      • Dimasukkan dalam dubur, misalnya obat wasir
      • Disuntikkan.

      Apabila kita membeli obat di apotik, obat luar dan obat dalam dapat dibedakan dari warna etiketnya.
      Obat yang digunakan sebagai obat dalam adalah obat yang memakai etiket putih, sedangkan obat luar memakai etiket biru.
      Obat yang beredar bermacam-macam bentknya, dimulai dari yang sederhana, ialah serbuk. Bentuk serbuk umumnya diberikan pada anak-anak kecil, yang masih
      sukar menelan bentuk tablet atau kapsul.
      Bentuk lain yang kita kenal adalah :
      - Pil
      - Tablet
      - Kapsul cairan salep krim
      - Pasta
      Obat dalam bentuk cairan, dapat digunakan sebagai obat dalam maupun obat luar. Sebagai obat dalam : contohnya adalah obat batuk hitam.
      Obat luar berbentuk cairan yang sering kita jumpai, misalnya :
      - Obat suntik
      - Obat tetes mata
      - Obat gosok
      - Obat kompres dan sebagainya.
      Obat-obatan dapat dibuat sendiri oleh Apotik, Rumah Sakit, atau Puskesmas, misalnya yang berbentuk serbuk, obat kompres, bedak.
      Berdasarkan kandungan zat berkhasiat di dalam obat, maka pemberian nama obat dikenal sebagai berikut :
      • Obat generic adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Contoh : Parasetamol, Dekstrometorfan dll.
      • Obat Nama Dagang adalah obat dengan nama dagang sesuai dengan yang didaftarkan oleh pabrik pembuatnya. Contoh : Panadol, Bodrex, dll.
      • Obat Paten adalah obat dengan nama dagang, mengandung zat berkhasiat yang dilindungi hak paten dan didaftarkan sebagai milik pabrik obat tertentu.
        Pada saat ini banyak obat-obatan yang diproduksi oleh pabrik farmasi. Untuk menjaga agar obat-obatan yang beredar adalah obat yang baik untuk mutu maupun khasiatnya, maka obat-obatan produksi pabrik farmasi ini harus didaftarkan lebih dahulu pada Departemen Kesehatan sebelum diedarkan.
        Obat yang telah didaftar, dapat diketahui dari nomor pendaftaran yang harus dicantumkan pada etiket, brosur dan pembungkus obat tersebut. Obat yang tidak terdaftar pada Departemen Kesehatan, tidak dijamin khasiat maupun mutunya.
        Oleh karena itu, sebelum membeli obat haruslah diperhatikan apakah pada pembungkusnya tercantum nomor pendaftaran. Nomor pendaftaran diberikan oleh Departemen Kesehatan.
    5. Mengetahui Jenis Obat yang Terlarang
      Selain obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit, ada pula beberapa jenis obat yang sesudah diselidiki ternyata mempunyai akibat sampingan yang membahayakan. Oleh karenanya obat-obat tersebut dilarang digunakan.
      Contoh :
      a. Talidomide : menyebabkan cacat pada janin
      b. LSD : menyebabkan ketergantungan
      c. Heroin : menyebabkan ketergantungan
      d. Ganja : menyebabkan ketergantungan
    GOLONGAN PANDEGA
    1. Sama dengan materi untuk golongan Penegak
    2. Melatih sedikitnya seorang Pramuka atau anggota masyarakat
    3. Dapat memberi penyuluhan tentang pemahaman obat
    Share:

    Postingan Populer

    Label

    Total Tayangan Halaman

    Pengikut