Untuk kamu yang suka belajar dan mencoba pengalaman baru, khususnya di bidang kepramukaan dan kesehatan.. yuk, bergabung bersama kami menjadi anggota Saka Bakti Husada Kwartir Cabang Tuban sekretariat Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tuban.
Sebelum dibahas lebih jauh mengenai radang usus buntu yang dalam bahasa medisnya disebut Appendicitis, maka lebih dulu harus difahami apa yang dimaksud dengan usus buntu. Usus buntu, sesuai dengan namanya bahwa ini merupakan benar-benar saluran usus yang ujungnya buntu. Usus ini besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar yang letaknya berada di perut bagian kanan bawah.
Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.
Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini dapat mengalami kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang sering kali kita kenal dengan nama Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).
Penyebab Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.
Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.
Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin, Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.
Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit radang usus buntu.
Gambaran Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.
Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).
Tanda dan Gejala Penyakit Radang Usus Buntu
Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya;
Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak). Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi, mual-muntah, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak terbongkok, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja.
Penyakit Radang Usus Buntu kronik. Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (istilah kesehatannya).
Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.
Pemeriksaan diagnosa Penyakit Radang Usus Buntu
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh Tim Kesehatan untuk menentukan dan mendiagnosa adanya penyakit radang usus buntu (Appendicitis) oleh Pasiennya. Diantaranya adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiology ;
Pemeriksaan fisik. Pada appendicitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut.
Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.
Pemeriksaan Laboratorium. Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).
Pemeriksaan radiologi. foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97 %), terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks.
Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang Usus Buntu
Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang usus buntu (appendicitis) adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian obat antibiotika dapat saja dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai 35%.
Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari. Selanjutnya adalah perawatan luka operasi yang harus terhindar dari kemungkinan infeksi sekunder dari alat yang terkontaminasi dll.
Tahukah Anda bahwa tubuh secara alami memiliki semacam sensor untuk mendeteksi adanya sesuatu yang tidak beres yang terjadi di dalamnya?
Apabila tubuh kita sedang sedang mengalami gangguan kesehatan, maka akan memberikan sinyal-sinyal yang secara langsung dapat kita lihat atau rasakan.
Telapak tangan adalah salah satu bagian tubuh yang mampu mendeteksi adanya gangguan kesehatan. Telapak tangan merupakan bagian syaraf paling ujung yang dimiliki oleh manusia.
pabila Anda cermat, maka perubahan kecil pada telapak tangan, kuku, dan jari dapat menjadi petunjuk tentang jenis penyakit yang Anda derita.
Analisa gangguan kesehatan menggunakan telapak tangan sendiri sudah dipraktekkan cukup lama oleh bangsa Yunani Kuno.
Berikut ini adalah beberapa cara deteksi penyakit dengan mudah menggunakan telapak tangan kita.
1. Telapak tangan memerah
Gangguan kesehatan yang mungkin terjadi jika telapak tangan memerah adalah gangguan hati. Kerusakan pada hati mengakibatkan pelebaran pembuluh darah sehingga telapak tangan tampak memerah.
Perubahan warna ini akan terjadi di sekitar pergelangan tangan memutar. Telapak tangan yang berwarna merah juga mengindikasikan gejala rematik dan gangguan kelenjar tiroid.
2. Tangan gemetar
Gerakan tangan gemetar ini dimaksudkan gerakan gemetar yang tidak dapat terkontrol dan berbeda keadaannya jika gemetar karena perasaan takut atau cemas.
Apabila tangan gemetar secara tidak terkendali akan menjadi gejala awal penyakit Parkinson. Penyakit Parkitson adalah penyakit yang berbahaya karena menyebabkan kerusakan syaraf otak yang dpaat mempengaruhi gangguan gerakan otot tubuh.
3. Telapak tangan berkeringat
Telapak tangan yang berkeringat secara terus menerus tanpa sebab yang jelas belum tentu mengindikasikan penyakit lemah jantung, seperti informasi yang berkembang di masyarakat.
Di dunia kedokteran, keringat berlebih pada bagian tubuh tertentu, misalnya telapak tangan, kaki, dan ketiak diistilahkan dengan hiperhidrolisis sistemik.
Hiperhidrolisis sistemik pada telapak tangan, kaki, dan ketiak bisa jadi pertanda hipertiroid, yaitu kondisi peningkatan hormon tiroid yang berfungsi mengendalikan proses metabolisme tubuh.
Apabila seseorang mengalami hipertiroid, maka metabolisme (pertukaran zat) dalam tubuhnya menjadi lebih cepat. Hal inilah yang menyebabkan kelenjar keringat menjadi diproduksi lebih banyak.
4. Jari telunjuk lebih panjang dari jari manis
Ada kemungkinan wanita dengan ukuran jari telunjuk lebih panjang daripada jari manis rentan terkena resiko kanker payudara.
Mengapa? Karena jika jari telunjuk ukurannya lebih panjang dari jari manis, maka artinya wanita tersebut memiliki tingkat produksi hormon estrogen lebih tinggi. Hormon estrogen ini ternyata membantu tumbuhnya sel-sel kanker.
5. Jari manis yang ukurannya sangat panjang
Beberapa anak yang autis ternyata memiliki ukuran jari manis yang tidak biasa. Ukuran jari manis anak laki-laki penderita autis rata-rata sangat panjang, disebabkan mereka memiliki jumlah hormon testosteron yang tidak biasa ketika di rahim.
Hal ini menyebabkan anak autis mengalami kesulitan berkomunikasi dan tidak memiliki empati terhadap kondisi emosional orang lain.
6. Kulit tangan menjadi kering
Kulit tangan yang kering mengindikasikan adanya gangguan awal pada kelenjar tiroid, sehingga memicu hilangnya kelembaban pada kulit.
Kondisi kulit tangan yang kering bisa juga disebabkan oleh alergi kulit terhadap pemakaian produk kosmetik tertentu.
7. Urat-urat biru di pergelangan dan telapan tangan
Di dalam keadaan stress atau tertekan, maka hormon streroid yang diproduksi tubuh akan melemahkan sistem pertahanan tubuh.
Kekurangan unsur seng dalam tubuh dapat dideteksi oleh adanya noda berwarna putih pada ujung kuku kita.
Zat seng (Zn) berperan penting untuk sistem kekebalan tubuh. Zat ini dapat diperoleh dari susu, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.
9. Perubahan warna kuku
Kuku yang sehat seharusnya berwarna merah muda. Apabila warna kulit di bawah kuku mengalami perubahan menjadi bercorak biru, bisa jadi ada permasalahan pada paru-paru.
Darah yang mengalami kekurangan oksigen akan menjadi berwarna merah gelap, sebagai pertanda gejala penyakit bronkitis.
Kuku yang berubah warna menjadi kuning menandakan efek penuaan atau bisa juga disebabkan karena kebiasaan merokok.
Kuku yang setengah berwarna putih dan setengahnya lagi berwarna cokelat bisa jadi pertanda gagal ginjal.
Menurut hasil riset, sekitar 40 persen penderita gagal ginjal memiliki warna kuku setengah-setengah tersebut.
10. Kuku berbentuk sendok
Apabila Anda memiliki kuku yang berlawanan atau cekung ke atas seperti sendok, maka Anda menderita anemia atau kekurangan zat besi. Bentuk kuku normal seharusnya sedikit melengkung ke bawah, tidak ke atas.
Mengetahui bentuk dan rupa makanan kaleng yang rusak
Mengetahui zat pewarna dan bahan alam yang biasa digunakan untuk makanan.
Mengetahui arti kadaluarsa yang tercantum pada makanan kaleng atau susu dalam karton.
Dapat membuat makanan/minuman yang tidak membahayakan kesehatan
Dapat menjelaskan kepada teman-temannya untuk tidak menggunakan zat warna yang tidak boleh digunakan.
Golongan Penggalang :
Menjelaskan TKK golongan Siaga
Menjelaskan bahan yang berbahaya bagi kesehatan
Menjelaskan bentuk rupa penyebab kerusakan makanan kaleng
Menjelaskan sedikitnya 2 macam zat warna dari bahan alam dan sintetis yang boleh digunakan untuk makanan
Golongan Penegak:
Menjelaskan TKK Penggalang
Mengerti akibat penggunaan zat pewarna sintetis yang membahayakan kesehatan apabila digunakan dalam makanan
Mengerti maksud penggunaan pemanis
Dapat menunjukkan kadaluarsa pada kaleng makana/minuman
Golongan Pandega:
Dapat memberikan penyuluhan kepada sekelompok Pramuka atau anggota
masyarakat tentang bahan berbahaya bagi kesehatan, bentuk dan rupa
makanan kaleng yang rusak dan penggunaan zat pewarna dari bahan sintetis
serta bahayanya.
Telah melatih seorang Pramuka atau anggota masyarakat tentang bahan berbahaya bagi kesehatan.
Mengetahui peraturan Pemerinntah tentang bahan berbahaya bagi kesehatan.
MATERI SKK BAHAN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN
GOLONGAN SIAGA
Mengerti bentuk dan rupa makanan kalengan yang rusak
Makanan yang kita makan sehari-hari berasal dari bahan makanan nabati
dan hewani. Kecuali untuk lalap, semua makanan pada umumnya dimasak dan
habis dimakan pada hari itu juga. Oleh karenanya, pada waktu
pengolahannya, tidak perlu ditambah bahan pengawet yang berupa zat
kimia. Lain halnya dengan bahan makanan yang diawetkan, seperti makanan
dalam kaleng. Untuk makanan seperti ini, perlu ditambah bahan pengawet,
agar makanan tersebut tidak cepat membusuk. Pembusukan terjadi oleh
karena dalam makanan tersebut terdapat bakteri yang tidak mati pada
waktu bahan makanan tersebut dimasak atau bahan pengawetnya tidak cukup,
sehingga terjadi pembusukan.
Pada waktu terjadi pembusukan, timbul gas yang makin lama makin banyak,
sehingga bentuk kalengnya menggelembung. Oleh karenanya, pada waktu
membeli makanan kaleng, perlu diperhatikan bentuk kalengnya, apakah
menggelembung atau tidak. Bila kalengnya dibuka, maka akan terlihat
gelembung gas, bentuk makanan tidak utuh dan tercium bau yang tidak
enak.
Mengerti zat warna dari bahan alam yang biasa digunakan untuk makanan
Makanan yang sehat adalah makanan yang bergizi dan tidak mengandung
bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatan. Bahan-bahan yang berasal
dari alam pada umumnya adalah bahan makanan yang sudah lama dikenal oleh
nenek moyang kita dan nyata-nyata tidak berbahaya.
Agar supaya makanan tersebut menarik dan menimbulkan selera perlu
ditambahakan warna yang dapat merangsang selera makanan. Pada saat ini
banyak zat pewarna yang diperjual belikan yang ditambahkan pada makanan.
Zat warna tersebut adalah zat kimia dengan warna-warni yang menarik
warna merah, kuning, hijau, ungu dan sebagainya. Sayangnya, beberapa
bahan kimia tersebut tidak dimaksudkan untuk makanan, tetapi untuk
keperluan lain, seperti untuk mewarnai kain, cat atau kertas.
Apabila zat warna tersebut ditambahkan pada makanan dan orang yang
memakannya dalam jangka waktu yang lama, akan timbul penyakit yang
membahayakan, anatara lain kanker.
Oleh karenaya, dianjurkan untuk menggunakan zat warna yang berasal dari alam, seperti:
Caramel
Gula yang digosokkan coklat
Daun suji
Daun pandan kunyit
Dan lain-lain ditumbuk, ditambah air dan diambil perasanya.
Mengerti kadaluarsa yang tercantum padab makanan/minuman kaleng atau minuman/susu dalam karton
Makanan/minuman yang mengandung susu, makanan bayi, pada penyimpanan
yang lama dan suhu yang tinggi, dapat mengalami penurunan mutu, sehingga
makanan tersebut tidak dapat digunakan lagi. Untuk mengetahui apakah
makanan tersebut masih baik atau tidak, erlu dilihat tanggal
kadaluarsanya yang tercantum pada etiket atau wadah makanan tersebut.
Tanggal dalursa menunjukkan bahwa sejak tanggal tersebut, makanan tidak
boleh digunakan lagi, sebab tidak ada jaminan, bahwa makanan tersebut
masih baik dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
Sebagai contoh:
0.3.07.85, berarti bahwa sejak tanggal 3 Juli 1985 makanan tersebut harus dibuang dan tidak boleh digunakan lagi.
Golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
Bahan yang dimakan/diminum membahayakan kesehatan adalah:
Makanan yang sudah daluwarsa
Makanan yang ada dalam kaleng yang sudah menggelembung
Makanan yang mengandung zat warna yang bukan untuk makanan
Makanan yang mengandung pemanis buatan
Zat warna kimia/sintetis yang dapat digunakan dalam makanan adalah antara lain:
Allura-FDC.RED.No.40
Erifrosine-FDC Red No. 3
Ponceau SX-FDC Red. No. 4
Indigotine-FDC Blue No. 2
Tartazine-FDC Yellow No. 5
Itanium dioksida-C1. Pigment White 6.
Zat warna sintetik yang dapat digunakan adalah yang telah terdaftar pada
Departemen Kesehatan. Apabila zat warna tersebut belum/tidak terdaftar
kemungkinan zat tersebut adalah bahan-bahan yang berbahaya bila dimakan.
Kita sudah lama mengenal dan menggunakan bahan pemanis dalam makanan seperti gula pasir, gula aren, gula merah atau gula tebu.
pada saat ini banyak beredar bahan pemanis yang disebut biang gula, sari
gula, sari manis dan sebagainya. Pemanis ini dibuat dari bahan kimia,
oleh karenaya dinamakan pemanis buatan. Rasanya jauh lebih manis dari
gula, tetapi berbeda dengan gula, zat pemanis ini tidak mempunyai nilai
gizi.
Penggunaan zat pemanis dalam makanan tidak perlu banyak, karena rasanya
sangat manis. Karena pemakaiannya sedikit maka harganya jauh lebih murah
dari gula. Pemanis buatan walau harganya murah, tetapi bermanfaat bagi
manusia, karena tidak mempunyai nilai gizi. Zat ini sebetulnya hanya
tepat bagi orang yang sakit kencing manis dan orang yang badannya
terlalu gemuk.
Jumlah pemanis buatan yang boleh dimakanpun ada batasnya ialah 11 mg/kg
berat badan. Pemanis buatan yang digunakan tanpa batas, dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Makanan dan minuman yang tidak membahayakan kesehatan adalah yang
terbuat dari bahan-bahan yang dari alam. Dengan demikian dapat
dihindarkan penggunaan bahan-bahan kimiawi, seperti zat ewarna buatan
dan sebagainya.
Apabila akan menggunakan bahan-bahan yang serupa zat kimia haruslah
digunakan bahan yang sudah terdaftar pada Departemen Kesehatan, yang
menggunakan Nomor MD.
Peraturan-peraturan tentang bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan
dapat diperoleh dari Kantor Depaertemen Kesehatan di Ibukota Kabupaten.
Dengan mengetahui bahan-bahan berbahay, serta akibat yang dapat
ditimbulkannya, dapatlah dihindari pemakaian bahan-bahan yang dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan di kelak kemudian hari.