KWARTIR CABANG TUBAN
PANGKALAN DR. R. KOESMA
Sekertariat : Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Jl. Brawijaya No 03 - Tuban

SKK PHBS di Instansi Kesehatan/Pemerintah



TUJUAN SKK PHBS DI INSTITUSI KESEHATAN
Untuk mencapai Tanda Kecakapan Khusus (TKK ) PHBS di Institusi
Kesehatan, maka ditetapkan syarat kecakapan khusus untuk Pramuka
Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega sebagai berikut :
  1. Pramuka Siaga (7 – 10 Tahun)
    1. Memahami pengertian PHBS di Institusi Kesehatan.
    2. Memahami manfaat PHBS di Institusi Kesehatan.
    3. Dapat melaksanakan PHBS di Institusi Kesehatan.
  2. Pramuka Penggalang (11 – 15 Tahun)
    1. Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Institusi Kesehatan
      seperti pada Pramuka Siaga.
    2. Mengerti syarat Institusi Kesehatan Ber-PHBS.
    3. Mampu mengingatkan keluarga dan teman sebaya untuk
      melaksanakan PHBS di Institusi Kesehatan.
  3. Pramuka Penegak (16 – 20 Tahun)
    1. Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Institusi Kesehatan
      seperti pada Pramuka Penggalang.
    2. Mampu memahami materi PHBS di Institusi Kesehatan.
    3. Mampu mengajak keluarga dan teman sebaya untuk
      melaksanakan PHBS di Institusi Kesehatan.
  4. Pramuka Pandega (21 – 25 Tahun)
    1. Mampu menerapkan semua SKK PHBS di Institusi Kesehatan
      seperti pada Pramuka Penegak.
    2. Mampu membina PHBS di Institusi Kesehatan bagi lingkungan
      keluarga, teman sebaya dan masyarakat.
    3. Mampu memberikan penyuluhan PHBS di Institusi Kesehatan
      dengan menggunakan metode dan media yang sesuai.
MATERI SKK PHBS DI INSTITUSI KESEHATAN
Lalu lalang berkumpulnya orang sakit dan sehat di institusi kesehatan
dapat menjadi sumber penularan penyakit bagi pasien, petugas
kesehatan maupun pengunjung. Penularan penyakit juga dapat terjadi
karena tidak memadainya fasilitas institusi kesehatan seperti ketersediaan
air bersih, jamban, pengelolaan sampah dan limbah serta perilaku dari
pasien, petugas kesehatan dan pengunjung seperti membuang sampah
dan meludah sembarangan. Penerapan PHBS di Institusi Kesehatan
merupakan salah satu upaya strategis terciptanya Institusi Kesehatan
sehat.
Pramuka sebagai kader bangsa dan kader pembaharu di bidang
kesehatan pelu mengerti dan memahami materi, metode dan teknik
melaksanakan PHBS di Institusi Kesehatan. Melalui upaya
pemberdayaan Pramuka sebagai teladan dan penggerak penerapan
PHBS di Institusi Kesehatan diharapkan masyarakat pengunjung dan
pengelola Institusi kesehatan mau dan mampu menolong diri sendiri di
bidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat,
mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi.
  1. Pengertian PHBS di Institusi Kesehatan
    1. Institusi Kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh
      pemerintah / swasta, atau perorangan yang digunakan untuk
      kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat seperti rumah
      sakit, Puskesmas, dan klinik swasta.
      PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya memberdayakan
      pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan
      mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
      berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat
    2. PHBS di Institusi Kesehatan yang perlu diterapkan dan
      dipromosikan oleh Pramuka adalah yang berada dekat dengan
      rumah mereka atau yang mudah dijangkau mereka seperti
      Puskesmas atau RS.
  2. Manfaat melaksanakan PHBS di Institusi Kesehatan
    1. Pramuka, keluarga, teman sebaya, petugas dan masyarakat di
      institusi kesehatan menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit.
    2. Lingkungan disekitar institusi kesehatan menjadi lebih bersih,
      indah dan sehat.
  3. Syarat Institusi Kesehatan Ber-PHBS
    Institusi Kesehatan Ber-PHBS adalah Institusi Kesehatan yang
    memenuhi 7 syarat Institusi Kesehatan Ber-PHBS, yaitu :
    1. Menggunakan air bersih.
      1. Alasan harus menggunakan air bersih
        Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,
        mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,
        mencuci pakaian dan sebagainya haruslah air bersih, agar kita
        tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.
      2. Syarat-syarat air bersih
        Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indera (dapat
        dilihat, dirasa, dicium dan diraba) kita, antara lain :
        • Air tidak berwarna harus bening/jernih.
        • Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah,
          busa dan kotoran lainnya.
        • Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak
          payau, dan tidak pahit, harus bebas dari bahan kimia beracun.
        • Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau bau
          belerang.
          Air bersih yang sehat adalah air bersih yang tidak
          mengandung kuman penyakit seperti bakteri Entamoeba Coli
          yang menyebabkan Diare.
        • Air tersebut segar, artinya suhu air tidak melebihi suhu
          udara luar.
      3. Manfaat menggunakan air bersih
        • Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera
          Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit
          atau keracunan.
        • Masyarakat pengunjung di institusi kesehatan terpelihara
          kebersihan dirinya.
      4. Sumber air bersih
        • Mata air.
        • Air sumur atau air sumur pompa.
        • Air ledeng / perusahaan air minum.
        • Air hujan.
        • Air dalam kemasan.
      5. Cara menjaga kebersihan sumber air bersih
        • Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat
          pembuangan sampah minimal 10 meter.
        • Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar.
        • Sumur gali, sumur pompa, kran umum harus dijaga
          bangunannya agar tidak rusak, seperti lantai sumur sebaiknya
          kedap air dan tidak boleh retak, bibir sumur harus diplester
          dan sumur sebaiknya diberi penutup.
        • Harus dijaga kebersihannya, seperti tidak ada genangan air
          disekitar sumber air dan dilengkapi dengan saluran
          pembuangan air, tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak
          berlumut, pada lantai/dinding sumur. Ember/gayung
          pengambil air harus tetap bersih dan tidak diletakkan di lantai
          (ember/gayung digantung di tiang sumur).
      6. Mengapa air bersih harus dimasak mendidih bila ingin
        diminum?
        Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit.
        Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100oC
        (saat mendidih).
    2. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.
      1. Alasan Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.
        Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sedangkan Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
      2. Saat harus mencuci tangan :
        • Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun, dll).
        • Setelah buang air besar.
        • Sebelum makan dan sebelum memegang makanan.
      3. Manfaat mencuci tangan :
        • Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
        • Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Disentri, Kolera, Typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan
          Akut (ISPA), Flu Burung atau SARS.
        • Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
      4. Cara mencuci tangan yang baik dan benar :
        • Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai
          sabun.
        • Bersihkan telapak, punggung tangan dan pergelangan tangan lengan, gosok bila perlu.
        • Bersihkan juga sela-sela jari dan lipatan buku jari.
        • Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
    3. Menggunakan jamban.
      1. Pengertian jamban
        Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok
        atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
      2. Jenis jamban
        • Jamban cemplung
          Jamban yang penampungannya berupa lubang berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran / tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
        • Jamban tangki septik / leher angsa
          Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses
          penguraian / dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
      3. Alasan harus menggunakan jamban
        • Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.
        • Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
        • Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat
          menjadi penular penyakit Diare, Kolera, Disentri, Thypus,
          kecacingan, penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit
          kulit dan keracunan.
      4. Syarat jamban sehat
        • Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber
          air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter).
        • Tidak berbau.
        • Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
        • Tidak mencemari tanah disekitarnya.
        • Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
        • Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
        • Penerangan dan ventilasi cukup.
        • Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
        • Tersedia air, sabun dan alat pembersih.
      5. Cara memelihara jamban sehat
        • Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada
          genangan air.
        • Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban
          dalam keadaan bersih.
        • Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
        • Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran.
        • Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih).
        • Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
      6. Menggunakan jamban dengan benar
        • Ada dua model jamban yaitu jamban jongkok dan duduk.
          Bila kita menggunakan jamban duduk jangan berjongkok
          karena kaki kita akan mengotori jamban apalagi bila kita
          memakai alas kaki. Perilaku kita sangat merugikan pengguna
          jamban berikutnya.
        • Buang air besar dan buang air kecil haruslah di jamban untuk
          mencegah penularan penyakit, karena tinja dan urine (air
          kencing) banyak mengandung kuman penyakit.
        • Menyiram hingga bersih setelah buang air besar atau buang
          air kecil.
        • Buanglah sampah ditempatnya, agar jamban tidak tersumbat
          dan penuh dengan sampah.
        • Pengelola Institusi Kesehatan harus mengawasi
          dan memastikan bahwa jamban yang tersedia selalu dalam
          keadaan bersih.
    4. Membuang sampah pada tempatnya.
      1. Alasan harus membuang sampah ditempatnya
        Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
        sumber hasil aktivitas manusia maupun alam.
        Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi tiga jenis
        yaitu :
        • Sampah anorganik/kering, yang tidak dapat mengalami
          pembusukan secara alami, contoh : logam, besi, kaleng,
          plastik, karet, atau botol.
        • Sampah organik/basah, yang dapat mengalami pembusukan
          secara alami, contoh : sampah dapur, sampah restoran, sisa
          sayuran, rempah-rempah atau sisa buah.
        • Sampah berbahaya, contoh : batere, botol racun nyamuk,
          atau jarum suntik bekas.
          Selain kotor, tidak sedap dipandang mata, sampah juga
          mengundang kuman penyakit. Oleh karena itu sampah harus
          dibuang di tempat sampah.
      2. Akibat membuang sampah sembarangan
        • Sampah menjadi tempat berkembang biak dan sarang
          serangga dan tikus.
        • Sampah menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air
          dan udara.
        • Sampah menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman
          yang membahayakan kesehatan.
        • Sampah dapat menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.
      3. Pengelolaan Sampah
        Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan memusnahkan atau
        memanfaatkannya.
        Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara
        sederhana sebagai berikut :
        • Penumpukan
          Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan
          secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan
          organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana,
          tetapi menimbulkan risiko karena berjangkitnya penyakit
          menular, menyebabkan pencemaran udara, terutama bau,
          sumber penyakit dan mencemari sumber-sumber air.
        • Pengkomposan
          Cara pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat
          menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi.
        • Pembakaran
          Metode ini dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat
          dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk
          menghindari pencemaran asap, bau dan kebakaran.
        • Sanitary Landfill
          Metode ini hampir sama dengan pemupukan, tetapi
          cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah,
          namun cara ini memerlukan areal khusus yang sangat luas.
        Dalam pemanfaatan sampah, sampah basah dapat dijadikan
        kompos dan makanan ternak, sampah kering dapat dipakai
        kembali dan di daur ulang seperti sampah kertas dapat didaur
        ulang.
        Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat
        yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
        pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai.
        Material yang dapat didaur ulang :
        • Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll baik yang
          putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau
          kaca yang tebal.
        • Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah,
          kardus kecuali kertas yang berlapis minyak.
        • Aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan
          kue dll.
        • Besi bekas rangka meja, besi rangka beton dll.
        • Plastik bekas wadah shampo, air mineral, jerigen, ember
          dll.
        • Sampah basah dapat diolah menjadi kompos.
      4. Manfaat pengelolaan sampah
        • Menghemat sumber daya alam.
        • Menghemat energi.
        • Mengurangi uang belanja.
        • Menghemat lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
        • Lingkungan asri (bersih,sehat dan nyaman).
    5. Tidak merokok di institusi kesehatan.
      1. Alasan tidak boleh merokok di Tempat Kerja
        Institusi kesehatan penuh dengan pasien, mulai dari bayi sampai
        usia lanjut, akan terpapar asap rokok yang berbahaya untuk
        kesehatannya. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu
        batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan
        kimia berbahaya diantaranya yang paling berbahaya adalah
        Nikotin, Tar dan CO. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan
        aliran darah.Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan Kanker. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah
        membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.
      2. Yang diharapkan tidak merokok di Tempat Kerja
        Seluruh orang yang sedang berada di tempat kerja.
      3. Akibat Merokok
        • Menyebabkan kerontokan rambut.
        • Gangguan pada mata, seperti katarak.
        • Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok.
        • Menyebabkan penyakit paru-paru, jantung dan Kanker.
        • Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
        • Tulang lebih mudah patah.
      4. Perokok Aktif dan Perokok Pasif
        • Perokok Aktif adalah orang yang merokok secara rutin
          dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam
          seharĂ­. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak rutin
          sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap
          rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap
          masuk ke dalam paru-paru.
        • Perokok Pasif adalah orang yang bukan perokok tapi
          menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada
          dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang
          merokok.
    6. Tidak meludah sembarangan.
      Ludah bisa mengandung bibit penyakit terutama pada orang yang
      sedang sakit, contohnya penderita penyakit TBC, dahaknya
      mengandung kuman TBC. Untuk menghindari diri dari penyakit,
      masyarakat di institusi kesehatan haruslah membuang ludah di
      tempat sampah atau pergi ke toilet.
    7. Memberantas jentik di institusi kesehatan.
      1. Alasan memberantas jentik di Tempat Kerja.
        Instititusi Kesehatan menjadi bebas jentik dan petugas serta
        masyarakat di institusi kesehatan terhindar dari berbagai penyakit
        yang ditularkan melalui nyamuk seperti Demam Berdarah,
        Malaria dan Kaki Gajah.
      2. Pengertian memberantas jentik di Tempat Kerja
        Memberantas jentik di institusi kesehatan adalah kegiatan
        memeriksa tempat-tempat penampungan air bersih yang ada di
        institusi kesehatan (bak mandi, tempat penampungan air bersih
        dll) apakah bebas dari jentik nyamuk atau tidak.
      3. Kegiatan memberantas jentik.
        • Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara
          3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari
          gigitan nyamuk).
        • PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik dan
          kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti
          Demam Berdarah, Demam Dengue, Chikungunya,
          Malaria, Filariasis (Kaki Gajah) di tempat-tempat
          perkembangbiakannya.
      4. 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN
        yaitu:
        • Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air
          seperti bak mandi, kolam, tatakan pot kembang, dll.
        • Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang
          bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat
          menampung air hujan.
        • Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang
          dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas,
          plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas
          air kemasan, plastik kresek,dll).
        • Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu :
          1. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
            misalnya memakai obat nyamuk oles/diusap ke kulit, dll.
          2. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai.
          3. Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.
          4. Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempattempat
            yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah
            sulit air.
          5. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung
            air, misalnya ikan cupang, ikan nila,dll.
          6. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia,
            Lavender, Rosemary dll.
      5. Manfaat Tempat Kerja Bebas Jentik
        • Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan
          penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau
          dikurangi.
        • Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar
          seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria,
          Chikungunya, atau Kaki Gajah.
        • Lingkungan Tempat Kerja menjadi bersih dan sehat.
      6. Cara Pemeriksaan Jentik Berkala
        • Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
        • Jika ditemukan jentik, warga Tempat Kerja dan masyarakat Tempat Kerja
          diminta untuk ikut menyaksikan/melihat jentik, kemudian
          langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3 M
          plus
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Label

Total Tayangan Halaman

Pengikut